Mohon tunggu...
Hana  Anisa
Hana Anisa Mohon Tunggu... Administrasi - Tenaga Pendidik - Surakarta

Tenaga Pendidik - Surakarta - tertarik pada dunia literasi, pendidikan anak, relawan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Internet Menjadi Kebutuhan Primer Dunia Pendidikan di Masa Pandemi

15 Juli 2020   23:36 Diperbarui: 15 Juli 2020   23:38 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia pendidikan berubah sejak Covid-19 menyerang. Dalam sekejap mata, pembelajaran tatap muka antara guru dan murid yang penuh keseruan di kelas, tiba -- tiba dilarang oleh pemerintah. Pelarangan ini terpaksa dikeluarkan setelah melihat kondisi penyebaran virus Covid-19 yang sulit dikendalikan. 

Penyebaran virus yang cukup brutal ini menghantui masyarakat di berbagai daerah di negara kita. Begitupun dengan daerahku di Kota Solo. Aku lahir, besar dan sekarang bekerja di salah satu sekolah sebagai tenaga pendidik di kota ini. Aku masih ingat bagaimana virus corona begitu cepatnya merampas kebersamaanku seluruh civitas sekolah.

Hari Jum'at, 12 Maret 2020 pagi aku masih bersama dengan muridku, berbagi ilmu, canda tawa dan menyaksikan kegembiraan di antara mereka. Sehari setelah itu, kota Solo muncul di berbagai kanal berita nasional karena salah satu pasien virus corona yang meninggal telah teridentifikasi sebagai warga kota Solo dan dirawat di RSUD Moewardi Solo. 

Begitu berita ini booming, aku dan teman -- teman mulai panik. Kepanikan semakin meningkat ketika banyak wali murid yang menanyakan bagaimana nasib sekolah, karena ini menyangkut kesehatan anak -- anak mereka.

regional.kompas.com
regional.kompas.com
Kehebohan mulai terjadi di group WhatsApp sekolah. Berbagai macam pertanyaan dilontarkan kepada pimpinan sekolah tentang kejelasan sistem Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Saat itu belum ada kepastian. 

Pimpinan sekolah hanya meminta kami untuk sabar dan menunggu informasi resmi. Selain itu, kami juga diminta untuk terus aktif berkomunikasi dengan wali murid perihal kejadian tak terduga ini.

Sambil menunggu kejelasan, pada hari Sabtu dan Minggu (13 -- 14 Maret 2020) aku menyaksikan para pimpinan daerah khususnya Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) dan Pak Rudi (Wali Kota Solo) melalui berita online dan instagram yang sedang berupaya mencari solusi demi warga kota Solo. 

Mereka rapat ini itu, bersama para jajaran yang terkait. Galau menunggu keputusan mereka. Tambah galau lagi, pemerintah mulai meng-update jumlah pasien virus Covid-19 secara berkala.

Dua hari berlalu, akhirnya pada Minggu malam, pemerintah kota menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di kota Solo. Pak Rudi mengeluarkan beberapa poin penting yang harus dipatuhi masyarakat demi kebaikan bersama. 

Salah satu poin penting adalah meliburkan sekolah dari jenjang TK - SMA. Demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dihentikan sampai 14 hari ke depan. Akan tetapi, pada kenyataannya penutupan sekolah terus diperpanjang sampai waktu yang belum ditentukan.  

diskominfo.surakarta
diskominfo.surakarta
Bahkan sejak bulan Maret 2020 sampai detik ini memasuki tahun ajaran  baru 2020 / 2021, sekolah belum diijinkan masuk. Baik pemerintah pusat dan derah kompak untuk tidak mengijinkan kegiatan belajar di sekolah. 

Untuk tahun ajaran baru ini Kemendikbud bahkan mengeluarkan SE Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.

Pedoman Belajar Dari Rumah Kemendikbud
Pedoman Belajar Dari Rumah Kemendikbud

Sejak virus corona mengancam kesehatan kita, kegiatan belajar yang selalu tatap muka, kini berubah menjadi BDR dengan metode full belajar mengajar secara online. Bagaimana perasaanku selama menjalani ini semua? Jujur rasanya nano -- nano. Satu bulan pertama mencoba membenahi hati untuk menerima semua yang terjadi. 

Aku hanya bisa menyapa murid-murid via online dan tidak bisa bertemu dengan teman -- teman di sekolah. Bulan berikutnya mulai stress, bosan, dan rindu yang tak terbendung. Dua bulan berlalu, akhirnya pimpinan mengijinkan kami ke sekolah  untuk mengambil barang. Itupun sehari dibatasi beberapa orang dan hanya sampai jam 12.00 saja. Hei, kamu tahu rasanya bertemu teman-temanku? 

Rasanya seperti keluar dari goa setelah sekian bulan bertapa. Bertemu manusia lagi, duduk bersama saling bertukar kabar dan melepas kerinduan. Sungguh mengharukan!

Namun, ada yang hilang  saat aku menyaksikan ruang kelas dan meja -- bangku yang berdebu tanpa mereka. Sedih, tapi apa mau dikata. Sekolah saat ini  menjadi tempat yang ditutup sementara. Sekolah tanpa murid terlihat bagai gedung tak berpenghuni. Sunyi dan kosong. B

uat kami ini adalah fase hidup yang berat, tetapi kami berusaha ikhlas menjalaninya demi keselamatan kita semua. Sebagai seorang tenaga pendidik, aku menyaksikan betul perubahan besar di dunia pendidikan. Oh iya, semenjak diberlakukan BDR, kehidupan para guru pun mengalami perubahan besar. Sebelumnya hanya buku, dan bahan ajar yang mereka persiapkan untuk diajarkan di kelas,

sekarang gadget dan internet menjadi senjata utama untuk kelancaran mengajar online.

Komunikasi online

2-5f0f1983d541df2627791f43.png
2-5f0f1983d541df2627791f43.png
dok.pribadi
Percaya atau tidak, sekarang ini gawaiku berisikan berbagai macam aplikasi untuk komunikasi dan membuat pembelajaran online. Selama menjalani work from home, untuk hal komunikasi aku percayakan pada WhatsApp dan zoom meeting. WhatsApp menjadi andalanku untuk tetap terhubung dengan teman-teman, wali murid dan murid. Jangan tanyakan berapa group yang aku miliki saat ini. Banyak dan rame banget. Fitur andalanku adalah chatting dan video call.

Untuk masalah rapat secara daring, aku menggunakan zoom meeting. Bahkan kemarin saat bulan Mei -- Juni 2020, sekolahku mengadakan Rapat Kerja via zoom. Tahukah kamu berapa kali kami mengadakan meeting ? Sehari 3x, seperti minum obat. 

Setiap kali meeting, bisa berjam -- jam. Tidak hanya Raker saja, meeting juga diadakan dengan tim guru lainnya, walimurid dan murid. Selain itu, seiring berjalannya waktu, para guru juga harus mengikuti webinar tentang dunia pendidikan yang diadakan oleh sekolah, yayasan maupun pihak lainnya. Webinar juga diadakan secara online biasanya melalui zoom meeting atau streaming youtube. Hidup baru di tengah pandemi sekarang serba online. 

Ibarat kata kalau tidak online kamu tidak akan mampu bertahan. Kolaborasi WhatsApp, Zoom meeting, Youtube dan kecepatan internet adalah senjata untuk #kalahkanjarak demi tetap produktif selama di rumah saja. 

Pembelajaran online

1-5f0f1c44097f360d8b1519c4.png
1-5f0f1c44097f360d8b1519c4.png
Dok.Pribadi
Adanya Covid-19 ini telah merubah sistem belajar di negara ini. Dari yang awalnya bertatap muka di kelas, sekarang pembelajaran harus dilakukan secara daring. Guru dipaksa untuk  menguasai IT demi menunjang pembelajaran online. Tidak peduli latar belakang pendidikan, semua guru saat ini dituntut harus bisa menggunakan teknologi dan aplikasi penunjang pembelajaran. 

Kali ini tidak hanya murid yang belajar hal baru, guru pun juga demikian. Guru bisa belajar bersama dibawah bimbingan guru IT maupun belajar mandiri dari sumber manapun baik secara offline maupun online. Tidak ada kata tidak bisa. 

Semua pasti bisa selama ada kemauan untuk belajar dan saling mendukung antar teman. Intinya tidak boleh pelit ilmu, guru IT mengajari guru non IT, guru muda dituntut serba bisa dan membantu guru senior yang kesulitan belajar IT. Aku yang bukan guru pun juga ikut belajar karena aku masuk tim IT sekolah. 

Beberapa aplikasi yang aku pelajari saat ini :

  • Google classroom, untuk membagikan materi dan tempat murid mengumpulkan tugas dan ujian.
  • Google drive, untuk berbagi materi dan video sesama guru
  • Kine master, untuk mengedit video
  • Bandicam, untuk membuat video pembelajaran
  • Microsoft 365, untuk membuat materi, soal tugas, kuis maupun ujian.

dok.Pribadi
dok.Pribadi
Semua aplikasi itu dijalankan juga butuh kecepatan internet. Namanya juga baru belajar, perkenalan dengan aplikasi itu pun juga masih baru. Beruntungnya di jaman serba canggih ini, cukup melalui handphone, kita bisa mengunduh berbagai macam aplikasi untuk belajar dimana saja dan kapan saja. 

Aku pun juga masih membuka opsi aplikasi lain untuk membuat video pembelajaran. Kalau kamu punya informasi aplikasi yang lebih oke lagi, boleh lho share disini :)

Seperti kata anak millenial jaman now, gadget dan internet adalah koentji bagi dunia pendidikan di tengah pandemic. Handphone tanpa internet rasanya ada yang kurang. Smartphone tanpa kecepatan internet yang oke, akan menghambat performa guru dalam melayani wali murid, murid dan sesama rekan kerja. 

Internet menjadi kebutuhan primer dunia pendidikan di tengah pandemi.

Untuk masalah kecepatan internet, aku percayakan pada TRI.

tri.co.id
tri.co.id
Dua tahun aku percayakan urusan internet kepada TRI, salah satu penyedia layanan telekomunikasi selular terkemuka di Indonesia. TRI tidak pernah mengecewakanku. Jaringan 3 Indonesia dikelola oleh PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) bagian dari Hutchison Asia Telecom Group. Selama menggunakan jaringan 3 Indonesia, aku merasakan sendiri kecepatan internet mampu #kalahkanjarak untuk tetap produktif selama WFH. 

Selain itu dengan jaringan internet 3 membuatku mampu #kalahkanjarak dan tetap terhubung dengan rekan kerja, dan wali murid yang rumahnya tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya itu saja, berkat jaringan baru Tri lebih luas dan lebih kuat, aku sudah berkali - kali mengikuti webinar dengan pembicara yang kebanyakan ada di Jakarta dengan lancar jaya tanpa tersendat. Jaringan internet 3 memang gokil karena :

  • 3 Indonesia beroperasi di 313 Kabupaten dan mencakup sekitar 200 juta populasi di lebih dari 3.000 Kecamatan dan 33.000+ Desa
  • Didukung oleh teknologi 4.5G LTE
  • 3 Indonesia terus memperluas cakupan 4.5G LTE di lebih banyak kabupaten, terutama untuk Indonesia Timur
  • fiber optic yang membentang sepanjang 16.000 Km.

Jaringan 3 Indonesia juga mengeluarkan produk produk AlwaysOn dimana kuota aktif selamanya dan kamu bisa menikmati jaringan 3 yang lebih kuat dan lebih luas. 

dok.pribadi
dok.pribadi
Tahun 2018 aku beralih ke TRI. Sudah dua tahun dan aku masih setia menggunakan TRI. Di tengah pandemi ini, internet TRI yang semakin luas dan cepat telah mendukungku membantu bapak ibu guru belajar membuat video pembelajaran, tetap berkomunikasi  dengan walimurid dan rekan kerja. 

Selain itu, dengan jaringan 3 aku tetap bisa terus meng-upgrade informasi dan ilmu pengetahuan melalui streaming youtube / ikut pelatihan secara daring dengan pembicara dari berbagai daerah bahkan mancanegara. #kalahkajarak bersama TRI.

info lebih lanjut : link website www.tri.co.id 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun