Mohon tunggu...
Hana Anindita
Hana Anindita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang menyukai bidang kesehatan dan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ilmu Kesehatan Masyarakat: Sejarahya di Dunia dan di Indonesia

11 September 2024   20:57 Diperbarui: 11 September 2024   20:58 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan Masyarakat atau Public Health adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui "Usaha-usaha Pengorganisasian Masyarakat" untuk; Perbaikan sanitasi lingkung, Pemberantasan penyakit-penyakit menular, Pendidikan untuk kebersihan perorangan, Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya (Winslow, 1920). Ilmu kesehatan masyarakat sendiri adalah suatu disiplin ilmu yang mencakup; Ilmu biologi, Ilmu kedokteran, Ilmu kimia, Fisika, Ilmu Lingkungan, Sosiologi, Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat), Psikologi, dan Ilmu pendidikan. Dengan banyaknya ilmu yang mendasarinya, ilmu kesehatan masyarakat disebut sebagai ilmu yang multidisiplin.

Ilmu kesehatan Masyarakat tidak serta merta ditemukan. Terdapat banyak proses dan sejarah yang dilalui sebelum akhirnya manusia dapat mempelajari ilmu ini. Dimulai dari periode sebelum ilmu pengetahuan, terdapat berbagai penemuan dan kejadian yang dapat dikaitkan dengan ilmu kesehatan masyarakat. Contohnya, telah ditemukan dokumen-dokumen tertulis tentang pembuangan air limbah dan pengaturan air minum, pembuatan sumur karena air sungai yang kotor dan tidak layak minum, endemi kolera di India pada abad ke-7, serta wabah pes di India dan Cina pada abad ke-14.

Pada Masa Pencerahan atau Age of Enlightment, para ilmuwan dan filsuf pada masa itu menyebarkan gagasan mereka secara luas melalui pertemuan di akademi-akademi ilmiah. Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 memberi dampak yang besar terhadap berbagai aspek dalam kehidupan manusia, Beberapa tokoh seperti Hipocrates (dikenal sebagai Bapak Kedokteran), John Snow (Bapak Epidemiologi), dan Louis Pasteur (penemu vaksin untuk mencegah cacar), telah membawa dampak besar dalam bidang kesehatan.

Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak adanya pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang menyebar dengan cepat dan mambuat masyarakat takut pada masa itu. Pada tahun 1888, berdirilah pusat laboratorium kedokteran di Bandung, kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta, pembangunan laboratorium ini ditujukan untuk menunjang oembarantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, masalah gisi, dan masalah sanitasi. Pada tahun 1925, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan penderita penyakit. Pada tahun 1927, berdirilah STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) sebagai sekolah untuk pendidikan dokter pribumi. Sejak berdirinya Universitas Indonesia pada tahun 1947, berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sekolah dokter tersebut memiliki peran yang besar dalam menghasilkan dokter-dokter yang mengembangkan kesehatan masyarakat di Indonesia.

 Setelah Indonesia merdeka, salah satu tonggak penting dalam perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) tahun 1951 oleh Dr. Y. Leimena dan Dr. Patah, yang juga dikenal dengan istilah Patah -- Leimena. Dalam konsep tersebut, Dr. Y. Leimena dan Dr. Patah menyatakan bahwa pelayanan kesehatan masyarakat dalam aspek kuratif dan aspek preventif tidak boleh dipisahkan baik di rumah sakit maupun di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Pada tahun 1956, Dr. Y. Sulianti mendidirikan proyek Bekasi (tepatnya lemah abang) sebagai proyek percontohan atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Konsep ini merupakan model atau konsep keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis, juga menekankan pada pendekatan tim dalam pengelolaan program kesehatan masyarakat.

Akhirnya pada rapat kerja kesehatan nasional tahun 1968, puskesmas dijadikan sebagai sistem pelayanan kesehatan terpadu yang dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) dan menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh, dan mudah dijangkau masyarakat. Kegiatan pokok puskesmas mencakup kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyuluhan kesehatan masyarakat, pengobatan, perawatan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan gizi, usaha kesehatan sekolah, usaha kesehatan jiwa, laboratorium, serta pencatatan dan pelaporan.

KATA KUNCI: Kesehatan, Masyarakat, Puskesmas, Sejarah

DAFTAR PUSTAKA

Siyoto, Sandu. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).

Mediawati, Yosi. 2024. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Pengaplikasian. Padang: CV. Gita Lentera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun