Museum Nasional Indonesia, yang sering disebut sebagai Museum Gajah, merupakan salah satu ikon penting dalam dunia kebudayaan Indonesia. Museum ini terletak di pusat Kota Jakarta, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Barat. Lokasinya sangat strategis karena dekat dengan beberapa tempat terkenal, seperti Monumen Nasional (Monas) dan Istana Merdeka. Ini membuat museum ini mudah dijangkau dari berbagai sudut kota.
Bagi kamu yang ingin mengunjungi Museum Nasional menggunakan transportasi umum, ada banyak pilihan yang bisa dipilih. Salah satunya adalah TransJakarta, bus dengan jalur BRT (bus rapid transit) yang memiliki banyak koridor di Jakarta. Kamu bisa turun di halte Monas atau Gajah Mada, yang hanya beberapa menit berjalan kaki dari museum.
Selain itu, kalau kamu naik kereta komuter, stasiun Gambir adalah pilihan yang paling dekat. Dari stasiun ini, kamu hanya perlu berjalan kaki sekitar 15 menit untuk sampai ke museum. Karena lokasinya yang strategis dan akses transportasi umum yang mudah, museum ini sangat cocok dikunjungi, baik oleh wisatawan maupun warga Jakarta karena museum ini menyimpan ribuan koleksi yang menggambarkan kekayaan budaya, sejarah, dan seni Indonesia.
Museum Nasional Indonesia pertama kali didirikan pada tahun 1778 dengan nama "Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen" atau Batavia Royal Society of Arts and Sciences. Pada saat itu, museum ini hanya memiliki koleksi kecil yang didominasi oleh benda-benda alam dan etnografi. Seiring berjalannya waktu, museum ini berkembang pesat, mengumpulkan lebih banyak koleksi dari berbagai periode sejarah dan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Pada tahun 1868, museum ini pindah ke gedung baru yang lebih besar di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, yang hingga kini menjadi tempat berdirinya Museum Nasional Indonesia. Gedung tersebut dikenal dengan sebutan Gedung A, dan merupakan gedung utama di kompleks museum ini. Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi yang sangat berharga, seperti artefak purbakala, benda seni, koleksi etnografi, serta berbagai benda bersejarah lainnya.
Namun, pada Sabtu malam, 16 September 2023, Museum Nasional Indonesia diguncang oleh kebakaran yang melanda Gedung A, tepatnya pada pukul 20.00 WIB. Kebakaran ini menghanguskan enam ruangan di gedung tersebut. Meskipun kebakaran ini tidak mengakibatkan korban jiwa, namun kerusakan yang ditimbulkan sangat serius, mengingat Gedung A menyimpan berbagai koleksi penting yang bernilai sejarah tinggi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kebakaran diduga berasal dari korsleting listrik, yang kemudian menyebar dengan cepat ke beberapa ruangan yang berisi koleksi yang sangat berharga. Di antaranya adalah ruangan yang menyimpan koleksi arkeologi, prasasti, dan koleksi seni yang tidak ternilai harganya.
Akibat kebakaran ini, ratusan benda bersejarah mengalami kerusakan, dengan itu pihak Museum Nasional Indonesia segera melakukan evakuasi ke tempat penyimpanan sementara. Museum Nasional Indonesia ditutup untuk umum dan direncanakan akan tutup selama satu tahun untuk proses restorasi.Â
Restorasi koleksi di museum ini tidaklah mudah. Benda-benda yang terbakar atau rusak memerlukan teknik khusus untuk mengembalikan bentuk dan keutuhannya. Tim restorator dari berbagai bidang seperti arkeologi, seni, dan sejarah bekerja sama untuk memulihkan benda-benda tersebut, mulai dari artefak logam, keramik, hingga kain-kain kuno yang terbuat dari bahan organik.
Selain itu, museum juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga swasta, untuk mempercepat proses pemulihan. Beberapa koleksi yang rusak parah akan melalui proses restorasi jangka panjang dan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa kembali ke kondisi semula.
Tak hanya koleksi yang harus direstorasi, tetapi infrastruktur gedung juga perlu diperbaiki. Kebakaran yang melanda menyebabkan kerusakan cukup parah pada beberapa bagian gedung, termasuk instalasi listrik, sistem pendingin udara, dan struktur bangunan. Proses perbaikan gedung ini tentunya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.