Mohon tunggu...
Hana Febriyanti
Hana Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkah Bantuan Sosial di Masa Tua

12 April 2024   12:23 Diperbarui: 12 April 2024   12:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tampak depan rumah (sumber: penulis)
tampak depan rumah (sumber: penulis)

Ibu Evi Nurhayati, warga kota Pontianak yang berkediaman di Desa Sungai Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota, merupakan salah satu penerima Bantuan Sosial bersyarat yang diperuntukan untuk keluarga miskin. Bantuan sosial yang didapat oleh bu Evi berupa PKH (Program Keluarga Harapan) yang diberikan setiap 3 bulan sekali oleh pemerintah dengan nominal Rp600.000,00 per 3 bulannya. Ibu Evi yang merupakan seorang tamatan SMA/sederajat ini tinggal di rumah pribadi yang hanya berluaskan 10 x 8 m bersama dengan 8 anggota keluarga lainnya.

Dengan usia yang sudah memasuki 70 tahun membuat ibu Evi memiliki kekebalan tubuh yang rendah akan penyakit sehingga membuat beliau kesulitan dalam mencari atau melakukan perkerjaan untuk memperoleh penghasilan. Beliau biasanya berobat rutin sebulan sekali di Puskesmas tak jauh dari rumah. Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, ibu Evi menerima pendapatan dari 2 orang anak nya yang bekerja. Dengan total pendapatan Rp2.000.000,00/bulan, ibu Evi dan keluarganya berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya dengan layak dan mempertahankan frekuensi makan 2-3 porsi perhari nya untuk setiap anggota keluarga. Dengan anggota keluarga yang tidak bisa dibilang sedikit, diketahui bahwa pengeluaran perminggu ibu evi untuk memenuhi kebutuhannya adalah sebesar 300-400/minggu (diluar beras).

Lebih mendetail mengenai kediaman bu Evi, terdapat 6 ruangan di rumah minimalis tersebut yang terdiri dari 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang tengah dan 3 kamar tidur serta tambahan 1 WC pribadi. Secara keseluruhan, atap rumahnya terbuat dari seng. Pada setiap bagian rumah kecuali dapur, memiliki tembok semen dan berlantaikan keramik sedangkan di bagian dapur berupa dinding kayu dan beralaskan papan. Untuk minum sehari hari, ibu Evi dan keluarga biasa mengandalkan air hujan yang dimasak terlebih dahulu dan air gallon sedangkan sumber air mandi berasal dari PDAM. Bahan bakar yang digunakan di rumahnya berupa gas tabung beserta dengan kompor. Beliau juga memiliki penerangan yang bersumber dari lampu Listrik dan beberapa barang elektronik seperti TV berukuran 16 inch dengan besaran daya Listrik untuk kebutuhan sehari-harinya bisa mencapai 450 watt. Selain itu, terdapat pula 3 buah sepeda yang sudah tidak layak pakai dan 2 buah motor yang digunakan oleh kedua anaknya untuk bekerja.

tampak belakang rumah (sumber: penulis)
tampak belakang rumah (sumber: penulis)

Meskipun hidup dibawah garis standar hidup layak, ibu Evi tetap selalu bersemangat untuk menjalani hari-hari di masa tuanya. Bantuan sosial PKH ini sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan keluarga karena dapat menambah pendapatan perbulannya.

(wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-Maret 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun