Mohon tunggu...
Hana Febriyanti
Hana Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Berdua Lebih Baik: Work Life Balance

21 November 2023   12:37 Diperbarui: 21 November 2023   12:43 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang telah diberikan waktu yang sama banyaknya yaitu 24 jam perhari. Waktu ini digunakan untuk bekerja (work) dan menikmati waktu luang (leisure). Perkembangan teknologi ternyata berpengaruh terhadap alokasi waktu bekerja dimana semakin sesikit waktu yang dialokasikan untuk bekerja. Pada awal kapitalisme, pekerja akan menghabiskan 10 - 12 jam perhari untuk bekerja selama 6 hari dalam satu minggu (Thompson, 1967). Namun saat ini, pekerja akan menggunakan 8 jam perhari dengan 5 hari dalam seminggu untuk bekerja (Castells, 1996). Penyusutan jam kerja ini kemudian meningkatkan jumlah waktu luang setiap orang.

Dalam dua dekade terakhir, semakin banyak penelitian menganalisis jumlah pekerja yang memiliki work life balance (WLB) buruk. Kondisi ini diakibatkan oleh terjadinya perbedaan pada pola pekerjaan. Pekerja saat ini membutuhkan waktu kerja yang sangat lama (Iacovoiu, 2020).

Penjelasan dan aspek work-life balance terus berkembang mengejar perkembangan zaman. Secara mudah, Work life balance diartikan sebagai bentuk keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi. Konsep ini tidak hanya menawarkan manfaat bagi pekerja, namun juga memberi keuntungan untuk para pengusaha atau pihak yang menerima pekerja. Dalam studi berjudul Work-Life Balance: An Overview (2018), Chandrani Sen menyimpulkan bahwa keseimbangan dapat membantu kondisi pekerja tetap prima karena terhindar dari pikiran-pikiram yang dapat menguras fisik serta mental. Dengan demikian, para pekerja dapat memenuhi serta menuntaskan segala tugas dan tanggung jawab pekerjaan.

Durasi kerja berkaitan erat dengan perekonomian negara. Dikutip dari Our World in Data, jam kerja di negara-negara miskin cenderung lebih lama ketimbang negara-negara maju. Alasannya karena tingkat produktivitas setiap negara berbeda. Karyawan di negara maju bisa mengantongi penghasilan yang lebih besar meski bekerja lebih singkat. Di Kamboja contohnya, rata-rata orang bekerja selama 2.456 jam per tahun. Jika dibandingkan dengan Swiss, durasinya 900 jam lebih lama. Meski demikian, bukan berarti penghasilan penduduk Kamboja lebih banyak. Secara tidak langsung, fakta ini membuktikan kesejahteraan bukan semata dipengaruhi etos kerja, namun juga situasi dan peluang. Berdasarkan data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Kolombia merupakan negara dengan jam kerja terlama di dunia. Pada 2021, durasinya mencapai 2.405 jam per tahun. Setelah itu ada Meksiko, Kosta Rika dan Chili yang masing-masing 2.226 jam, 2.149 jam dan 1.963 jam. Sementara itu, Jerman dinobatkan sebagai negara dengan jam kerja terpendek pada 2022, yakni 1.341 jam per tahun. Disusul Denmark, Norwegia, Belanda dan Swedia yang masing-masing 1.372 jam, 1.425 jam, 1.427 jam dan 1.440 jam. Secara keseluruhan, rata-rata jam kerja penduduk negara OECD tercatat 1.752 jam per tahun.

Work Life Balance sangat baik untuk diterapkan, karena dapat membawa beberapa manfaat, diantaranya : mengurangi stress (burn out) pekerja akibat bekerja terus menerus, kesehatan fisik dan mental para pekerja yang terjaga karena memiliki waktu luang yang cukup diluar waktu bekerja, peningkatan produktivitas bekerja akibat kondisi tubuh yang sehati sehingga dapat lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan pekerjaan, serta hubungan sosial yang baik karena memiliki waktu luang untuk bersosialisi dengan keluarga dan kenalan lainnya.

Terdapata beberapa cara agar dapat menerapkan work life balance dengan baik:
1. Membagi waktu antara jam kerja dan jam pribadi dengan cara menyusun to do list serta penerapan time bloking
2. Atur pembagian pekerjaan kalian menjadi 4 prioritas : pekerjaan penting-mendesak, pekerjaan penting-tidak mendesak, pekerjaan tidak penting-mendesak, dan pekerjaan tidak penting-tidak mendesak. Hal ini dilakukan agar pekerja tau mana yang harus didahulukan.
3. Hindari hal hal yang mendistraksi fokus dalam bekerja seperti handphone dan lain sebagainya. Jika pekerja tidak sepenuhnya fokus pada pekerjaannya, maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan pekerjaan tersebit.
4. Luangkan waktu setelah bekerja untuk diri sendiri atau bersama keluarga. Jika setelah bekerja terlalu lelah untuk beraktivitas berat, bisa gunakan waktu untuk menonton drama/series, membaca buku, minum teh, atau meditasi. Luangkan juga waktu untuk bertemu dengan keluarga atau orang-orang tersayang setelah jam kerja atau di akhir pekan
5. Bekerja terlalu lama dengan beban kerja yang menumpuk bisa menyebabkan stress bahkan bisa burnout. Semua tidak harus diselesaikan sendiri, bisa minta bantuan kepada rekan kerja agar beban kerjanya bisa dibagi.

Dampak positif kualitas kehidupan kerja yang terlaksana mengarahkan pada kepuasan dan tingkat performa kerja yang baik. Sebaliknya, dampak buruk kualitas kehidupan kerja yang tidak terlaksana akan menambah tingkat stres pekerja yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup pekerja di rumah bersama keluarga . Singkatnya, kualitas kehidupan kerja yang baik memengaruhi keberhasilan work life balance pekerja. Selain itu, pekerja juga perlu memiliki manajemen waktu yang baik agar pekerjaan tidak menumpuk dan dapat membedakan waktu antara waktu bekerja dengan waktu istirahat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun