Mohon tunggu...
Hana Inayatul
Hana Inayatul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Bonne Lecture!

Selanjutnya

Tutup

Raket

Atlet Berprestasi di Ajang Bergengsi tapi Malah Tak Diapresiasi

9 Desember 2021   22:13 Diperbarui: 9 Desember 2021   22:20 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, media online sedang ramai membincangkan tagar #ApresiasiUntukAtlet dan #PrestasiButuhApresiasi. Merupakan bentuk tanggapan terhadap pernyataan Menpora Zainuddin Amali kepada Tim Thomas Indonesia yang dianggap terkesan menyepelekan hasil jerih payah para atlet yang sudah berjuang mengharumkan nama bangsa. 

Netizen dibuat marah dengan pernyataan yang mengatakan bahwa tidak menjanjikan bonus bagi para pemain bulutangkis yang berhasil merebut piala Thomas Cup sebab bukan merupakan single event yang bergengsi. 

Perlu diketahui bahwa Thomas Cup adalah kejuaraan cabang olahraga bulutangkis beregu putra tingkat dunia yang diselenggarakan tiap 2 tahun sekali di bawah naungan Badminton World Federation (BWF). 

Thomas Cup termasuk event Grade 1 selain Olympic Games, Uber Cup, Sudirman Cup, dan World Championship. Tim Indonesia berhasil membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air setelah menanti selama 19 tahun lamanya. 

Kemenangan Jonatan Christie atas Li Shi Feng asal China menjadi penentu Indonesia merebut Piala Thomas di laga final Piala Thomas di Denmark, Minggu (17/10/2021) lalu.

Melalui Detiksport (3/12/2021), Menpora Zainudin Amali mengatakan memang tidak ada usulan dari pihaknya terkait pemberian apresiasi.

"Untuk single event itu tidak ada (bonus). Tetapi apabila ada single event yang dianggap penting, bergengsi dsb, itu saya akan minta arahan Bapak Presiden. Tapi untuk Piala Thomas dan Uber itu tidak ada yang menjanjikan," kata Menpora saat dikonfirmasi detikSport, Jumat (3/12/2021).

Menanggapi hal tersebut, beberapa atlet mengungkapkan kekecewaannya melalui media sosial masing-masing. "Terima kasih 'Apresiasi' nya. Jadi inget dulu ada di salah satu scene film 'King' perkataan tentang 'Piala itu isi nya kosong' dan ternyata sekarang pun dianggap seperti itu", ujar Jonatan Christie melalui media sosial Twitter-nya.

Fajar Alfian melalui akun Instagram-nya juga menyebut "Semoga Thomas Cup dikategorikan sebagai single event yang bergengsi". Kemudian, para pemain yang ikut berlaga memposting ulang di media sosial. Salah satunya, pebulutangkis senior Hendra Setiawan pun juga menyahut "Amin.. semoga Thomas Cup masuk kategori single event yg bergengsi". 

Menurut Permenpora No. 1684 Tahun 2015 Pasal 23 Ayat 2(d) Tentang Persyaratan Pemberian Penghargaan Kepada Olahragawan, Pembina Olahraga, Tenaga Keolahragaan, dan Organisasi Olahraga menyatakan bahwa menjadi juara I atau meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia resmi atau Kejuaraan Asia resmi single event. 

Hanya karna Thomas Cup bukan merupakan single event tidak berarti event yang kurang bergengsi. Pasalnya Piala Thomas merupakan lambang supremasi dunia bulutangkis beregu putra yang diperebutkan banyak negara di berbagai belahan dunia.

Para BL (Badminton Lovers) sebutan bagi pecinta badminton juga kecewa mengingat bagaimana kerja keras tim yang berjuang menahan rasa sakit dan cedera dengan sisa-sisa tenaga yang ada.

 Anthony Ginting yang menahan rasa sakit di punggung ketika di partai semifinal, Jonatan Christie yang menahan rasa sakit di pinggang, serta para pemain lainnya yang jatuh bangun hingga kelelahan saat menaklukkan lawan-lawan dari negara lain. Bahkan Ginting dan Jojo harus mundur dari turnamen France Open karena begitu besar motivasinya untuk membawa pulang Piala Thomas. 

Mirisnya melihat perjuangan atlet saat ini ketika mereka kalah dalam pertandingan malah dicaci, ketika menang pun tak diapresiasi. Apesnya lagi, ketika menyuarakan haknya malah diserang buzzer pula. Bahkan petinggi yang seharusnya paham bidang ini justru untuk mengenali atlet berprestasi pun tak bisa. 

Sebelumnya, Menpora Zainuddin Amali juga pernah menyampaikan pernyataan yang sempat kontroversial dengan mengatakan bahwa Fajri sebutan bagi pasangan ganda putra Fajar/Rian sebagai pebulutangkis tunggal baru yang tidak dikenal publik.

Para atlet hanya memperjuangkan haknya yang telah membawa dan membanggakan nama Indonesia di mata dunia. Bukan perkara uang, sebenarnya tak apa jika memang tidak diberi bonus. 

Sudah sepatutnya kemenangan Indonesia diberi apresiasi yang layak, tak hanya dalam bentuk bonus melainkan apresiasi dalam bentuk pujian maupun bentuk apresiasi lainnya.

Pada 15 Juni 1958 ketika kali pertama Indonesia berhasil membawa pulang piala Thomas, kedatangan para atlet disambut meriah bahkan pemerintah menggelar parade di Jakarta, Bandung, hingga Surabaya. Tak hanya sekedar acara seremonial penyerahan piala dan latihan bersama.

Sikap seorang Menteri Pemuda dan Olahraga seharusnya lebih mengenal dan mengapresiasi atas prestasi para atletnya. Ini berlaku tak hanya di cabang badminton saja melainkan juga di semua cabang olahraga manapun tidak hanya salah satu cabang olahraga tertentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun