Mohon tunggu...
Hafidzoh Nabilah
Hafidzoh Nabilah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswi

P.IPS UIN Malang PGSD UMG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Pendidikan Nasional

2 Februari 2024   21:32 Diperbarui: 2 Februari 2024   21:41 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan nasional ternyata sudah ada dari zaman sebelum kemerdekaan. Terdapat fase-fase perjalanan pendidikan nasional hingga saat ini. Dulu pendidikan di Indonesia hanya ditujukan untuk para bangsawan. Namun sekarang pendidikan bebas diterima oleh bangsa Indonesia. Salah satu tokoh yang menjadi bapak pendidikan di Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Beliau merupakan salah satu tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan pendidikan di Indonesia. Sebagaimana dijelaskan dalam tugas sebelumnya bahwa pada tahun 1854 petinggi Negara berinisiatif mendirikan sekolah untuk keperluan pemerintahan. Lalu pada tahun 1864 mulai berdiri sekolah yang mengajarkan menulis membaca dan menghitung. Hingga pada abad ke 19 mulai didirikan sekolah dokter bagi pribumi disebabkan adanya wabah pada saat itu. Setelah itu pada tahun 1922 mulai berdiri taman siswa yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara bertujuan unuk meluaskan pendidikan pada generasi muda.

Pada saat ini kondisi pendidikan sudah mulai berkembang sehingga Indonesia punya karakteristik pendidikan tersendiri disesuaika dengan budaya. Kemudian Pendidikan di Indonesia pada abad 21 menjadikan abad globalisasi. Pada saat itu pembelajaran tidak terfokus pada kebudayaan saja, akan tetapi juga berfokus pada sikap berfikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kreatif dan inovatif, serta kolaborasi atau kerjasama. Sejak saat itu semua kegiatan pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Beberapa kurikulum tersebut diantaranya: Rencana pembelajaran 1947, Rencana pembelajaran terurai 1952, Rencana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1994, Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004, Kurikulum tingkat satuan Pendidikan (KTSP) 2006, Kurikulum 2013, dan Kurikulum merdeka.

Pada topik satu ini saya mendapatkan pengetahuan dan perubahan seperti, menjadi mengenal sejarah perkembangan pndidikan di Indonesia sebelum merdeka hingga saat ini. Saya menyadari bahwa guru bukanlah kendali kecerdasan siswa, namun guru sebagai fasilitator yang dapat mengembangkan pengetahuan siswa dalam dunia pendidikan. Ketika saya mengajar nantinya (menjadi guru) saya harus tetap menerapkan prinsip merdeka dalam belajar sehingga siswa memelajari sesuatu sesuai minat dan potensi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun