Mohon tunggu...
Hana AnugrahSabrina
Hana AnugrahSabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang masih dalam proses belajar dalam menulis. Mohon dukungannya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peternakan Terpadu Jadi Solusi Penambangan Liar

2 Juni 2023   12:00 Diperbarui: 2 Juni 2023   12:39 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peternakan kini semakin diminati masyarakat Indonesia. Dengan teknologi dan pengetahuan yang semakin maju serta dukungan program dari pemerintah membuat aktivitas beternak menjadi lebih efisien dan cukup menjanjikan. Salah satu manfaat yang dirasakan adalah kegiatan peternakan yang berlokasi di Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Desa Cisarua merupakan satu dari tiga desa yang berada pada kawasan penambangan emas, dua diantaranya adalah Desa Malasari dan Desa Bantar Karet. Seluruh lokasi penambangan emas dikelola oleh PT. Antam, Tbk sebagai pemegang kuasa tambang yang merupakan bagian dari Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor.

Namun, aktivitas penambangan tidak hanya dilakukan oleh PT Antam, Tbk saja, melainkan dilakukan juga oleh masyarakat setempat secara ilegal atau masyarakat setempat biasa menyebutnya sebagai Gurandil. Pelaku biasanya turun ke dalam lubang yang berkisar 1 m x 1 m untuk mengambil batu yang mengandung emas. Batu tersebut dihaluskan menggunakan mesin pemecah, kemudian dimasukkan ke dalam alat gelundung yang telah diisi air dan raksa. Proses pemutaran gelundung dilakukan kurang lebih satu hari satu malam hingga menghasilkan bullion, yaitu batangan mulia yang mengandung campuran beberapa mineral diantaranya perak dan tembaga.

Kegiatan penambangan ilegal yang dilakukan oleh masyarakat setempat sering dibayangi rasa takut jika ada aparat yang melakukan razia saat kegiatan menambang berlangsung. "Iya makanya takut sama polisi emang gaboleh itukan tanah negara. Kaya kita nyuri aja tapi gurandil kan bilangnya bukan tanah negara, tanah Allah. Jadi negara diaturnya ge sama gusti Allah. Makanya itu gurandil kaya gitu." Ujar (W)  seorang ex-gurandil yang kini beralih profesi menjadi peternak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan W, para gurandil secara sadar menambang emas secara ilegal serta konsekuensi secara hukum, namun pelaku tidak mengerti terkaitnya pengelolaan lingkungan hidup terutama kerusakan lingkungan akibat penggunaan merkuri dan air raksa yang dapat mencemari sumber air yang masyarakat gunakan. Sebagian besar masyarakat Desa Cisarua yang bermata pencaharian sebagai penambang emas memberikan dampak pada proses sosialisasi dalam keluarga, dimana anak-anak seusia Sekolah Dasar sudah ikut membantu orang tuanya ke area tambang. Secara langsung maupun tidak, hal tersebut mengurangi motivasi anak untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Informan W menjelaskan bahwa kegiatan gurandil tidak hanya dilakukan oleh orang tua saja. Anak-anak yang seharusnya melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) memilih untuk mengikut jejak orang tuanya menjadi gurandil karena menimbang keuntungan ekonomi yang didapatkan ketika menjadi gurandil. Fenomena gurandil tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi dan lingkungan namun juga sosial, mindset masyarakat terkait kemudahan mencari uang dengan menjadi gurandil sudah tertanam bahkan tidak jarang masyarakat menjadikan kegiatan pertambangan sebagai mata pencaharian utama dibandingkan pertanian dan peternakan.

Hal ini kemudian direspon oleh CSR PT. Antam bersama aparat pemerintah desa untuk memberikan solusi atas gurandil dan segala aktivitasnya yang berbahaya. Salah satunya adalah bantuan ternak dan inisiasi peternakan oleh kepala desa Cisarua dengan nama Jaro Farm. Awal terbentuknya Jaro Farm ketika mendapat bantuan dari PT. Antam yaitu berupa 50 ekor domba. Kemudian oleh kepala desa yaitu pak Jaro Ipit diserahkan kepada pemuda ex-gurandil untuk kemudian dikelola dan dikembangkan. Jaro Farm kini dipercayakan kepada pak Gember dengan 6 orang pengurus, dimana pengurus dari jaro farm ini yaitu 2 orang pemuda dan 3 orang sisanya yang tidak punya keluarga. Jaro Farm mengambil orang-orang tidak memiliki penghasilan untuk bergabung dan menjadi pengurus di jaro farm karna tujuan dari Jaro Farm ini yaitu untuk memberikan pekerjaan sehingga memiliki penghasilan. Orang-orang yang tergabung dalam Jaro Farm ini semuanya adalah ex gurandil (Penambang Liar). Menurut penuturan Pak Gember (32 tahun) sebagai ex-gurandil mengatakan bahwa menjadi peternak lebih baik dari pada menjadi gurandil, hal tersebut dikarenakan gurandil selalu diliputi rasa takut akan tertangkap oleh polisi dan juga rasa aman yang dirasakan gurandil yang sewaktu-waktu bisa tertimbun galian. Setelah bergabung menjadi peternak jaro farm ex gurandil merasa aman dan nyaman meskipun hasil yang diperoleh pada saat menjadi gurandil dan beternak berbeda, jika menjadi peternak butuh bertahun tahun untuk mendapatkan uang puluhan hingga ratusan juta sedangkan menjadi gurandil bisa dalam hitungan bulan saja. Namun meskipun menjadi gurandil mendapatkan hasil atau uang secara instan tetapi emas kedepannya semakin kurang dan akan habis, sedangkan menjadi peternak kedepannya akan terus dibutuhkan dan memiliki prospek yang bagus.

Saat ini Jaro Farm menginjak tahun kedua dan sudah memiliki 200 ekor lebih domba dan 80 ekor sudah terjual. Adanya peternakan Jaro Farm ini cukup menarik perhatian pemuda di desa Cisarua khususnya para ex-gurandil yang tertarik dengan teman - temannya yang sudah masuk duluan di Jarofaram. Tren positif ini perlahan mulai menyadarkan masyarakat tentang dampak negatif dari gurandil dan memberikan alternatif solusi ketahanan pangan ketika memutuskan untuk berhenti menjadi gurandil.

PT. Antam terus melakukan pendampingan sebagai wujud program CSR bagi masyarakat sekitar tambang. Dalam pengembangan Jaro Farm ini PT. Antam memberikan pelatihan kepada peternak, sedangkan peran pihak desa yaitu dengan mendatangkan tenaga ahli di peternakan itu menambah skill dari para peternak dikarenakan para peternak tidak mempunyai keahlian dasar dalam peternakan. Penyuluhan dan pelatihan juga kerap di diberikan dari akademisi. Kendala Jaro Farm sekarang ini yaitu pemasaran dan juga kurangnya pengetahuan tentang sistem di pasar bagaimana serta Jaro Farm belum memiliki produk sendiri, dan juga masih menjual hasil dari peternakan ke tengkulak dan beberapa warga desa.

Perlahan namun pasti gerak Jaro Farm mulai terlihat dampaknya bagi masyarakat. Dulu rata-rata pekerjaan warga Desa Cisarua yaitu gurandil dan petani meskipun lebih banyak gurandil 80% dan petani 20%, sekarang ini gurandil mulai berkurang. Akan tetapi PR masih banyak untuk menyediakan dan meyakinkan para gurandil untuk beralih menjadi petani ataupun peternak. Dibutuhkan kerjasama antara perusahaan, pemerintah, akademisi, serta masyarakat untuk mewujudkan desa Cisarua bebas gurandil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun