Mohon tunggu...
Hanna AuliaMahmudah
Hanna AuliaMahmudah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Ibn Khaldun Bogor

Topik konten sejarah atau teknologi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Lebih dari Sekedar Video: TikTok, Ruang Publik Digital Kita yang Baru

19 Januari 2025   20:46 Diperbarui: 19 Januari 2025   20:46 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era digital saat ini memberikan kemajuan pada teknologi dan memunculkan banyak platform digital yang menyediakan tempat bagi penggunanya untuk berkomunikasi, berdiskusi, dan bahkan sebagai ruang publik digital. Salah satu platform unik yang berhasil menarik perhatian banyak pengguna media sosial yaitu Tiktok, dengan fitur-fitur inovatif dan jangkauan yang luas, untuk berbagi kreativitas, ide, dan pengalaman. Dari sekadar aplikasi berbagi video, TikTok telah berevolusi menjadi ruang publik digital.

Ruang publik sendiri adalah tempat dimana kita bisa beraktivitas dan berinteraksi dengan kehidupan sosial. Menurut Stephen Carr ruang publik merupakan wadah atau fasilitas untuk keberlangsungan kehidupan sosial. Wadah tersebut bertujuan untuk menampung manusia melakukan aktifitas sosial.

Habermas dalam teorinya mengatakan bahwa ruang publik adalah ruang yang terbuka untuk publik berpartisipasi dalam debat publik tanpa adanya campur tangan kekuasaan, di mana topik yang dibahas berupa sosial, ekonomi, politik hingga budaya dan akses masyarakat ke dalam ruang publik tersebut tidak terbatas (Habermas 1991).

Adanya internet pada masa ini membuat ruang publik pun bertransformasi menjadi ruang publik secara digital atau virtual. Aktivitas, interaksi dan tempatnya juga saat ini dilakukan tidak terbatas secara fisik saja tetapi berkembang ke media-media yang di akses melalui internet.

Tiktok dan Ruang Publik Digital

Tiktok menjadi bentuk yang menarik sebagai salah satu ruang publik digital. Dengan memanfaatkan video pendek, pengguna bisa menyampaikan pendapat, dialog, kolaborasi dan idenya dengan penyajian yang lebih menarik. Fitur di dalam aplikasi Tiktok juga membuat penggunanya menjadi interaktif, seperti fitur Live Streaming, Musik Video, Komentar, Likes, Stitch Video, Pesan langsung dan lainnya.

Tiktok sebagai ruang publik digital menggunakan model komunikasi interaksional. Karena para pengguna Tiktok melakukan interaksi secara dua arah. Menurut Schramm (1997) model komunikasi interaksional menggambarkan komunikasi sebagai sebuah proses dimana partisipan komunikasi saling bertukar posisi sebagai pengirim pesan dan penerima pesan serta membentuk makna bersama dengan cara mengirim dan menerima umpan balik dalam konteks fisik dan psikologis.

Dalam model komunikasi interaksional terdapat unsur umpan balik yang membuat proses komunikasi menjadi lebih interaktif karena berlangsung secara dua arah.

Interaksi secara interaktif dalam Tiktok ditunjukkan dengan fitur Live Streaming, pengguna bisa menggunakannya untuk berdialog dan berdiskusi dengan pengguna lain dalam waktu yang bersamaan, yaitu dengan mengetikan sesuatu pada halaman live kemudian ditanggapi oleh kreator yang melakukan live.

Selanjutnya dengan fitur Komentar pengguna bisa menyampaikan pendapatnya mengenai isi video yang dibahas konten kreator dan pengguna lainnya juga bisa menyukai atau membalas komentar sehingga ada interaksi antara pengguna satu dengan pengguna yang lain. Kemudian adalah fitur Stitch video, pengguna bisa menggunakannya untuk merespon atau memberikan komentar pada konten video tertentu dengan menggabungkan videonya. Itu merupakan bentuk dari partisipan komunikasi yang saling bertukar posisi sebagai pengirim pesan dan penerima pesan.

Kehadiran TikTok memperlihatkan bagaimana media digital dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam diskusi sosial, ekonomi, politik, dan budaya secara lebih dinamis, tanpa batasan ruang dan waktu. TikTok bukan hanya sekadar aplikasi hiburan, tetapi juga menjadi ruang bagi ekspresi dan partisipasi publik di era digital. Oleh karena itu, pemanfaatan TikTok sebagai ruang publik digital harus dilakukan dengan bijak agar tetap memberikan manfaat positif bagi penggunanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun