Mohon tunggu...
Hana ulfiah
Hana ulfiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengarkan lagu

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori empati dari Martin Hoffman

19 Januari 2025   13:25 Diperbarui: 19 Januari 2025   13:25 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori empati Martin Hoffman berfokus pada perkembangan empati sebagai proses emosional dan kognitif yang berkembang sejak bayi hingga dewasa. Hoffman berpendapat bahwa empati adalah dasar moralitas manusia, karena memungkinkan seseorang untuk memahami dan merasakan emosi orang lain, yang pada akhirnya mendorong perilaku prososial seperti menolong dan berbuat baik.

~tahapan perkembangan empati menurut martin hoffman

Hoffman mengidentifikasi empat tahap perkembangan empati, yang berkembang seiring dengan pertumbuhan kognitif dan pengalaman sosial individu:

1. global empathy (empati global) -- usia bayi (0-1 tahun)

Bayi secara refleks merespons emosi orang lain tanpa memahami bahwa emosi tersebut berasal dari luar dirinya.

Contoh: Bayi menangis ketika mendengar bayi lain menangis, tetapi belum memahami bahwa itu bukan perasaannya sendiri.

2. egocentric empathy (empati egosenris) -- usia 1-2 tahun

Anak mulai memahami bahwa emosi orang lain terpisah dari dirinya, tetapi masih egosentris dalam cara membantu.

Contoh: Jika melihat orang tua sedih, anak mungkin memberikan bonekanya karena menganggap itu juga bisa membuat orang tua senang, meskipun belum memahami kebutuhan emosional orang lain secara penuh.

3. empathy for another's feelings (empati terhadap perasaan orang lain) -- usia 2-6 tahun

Anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perspektif dan perasaan yang berbeda.

Mereka bisa merespons dengan lebih tepat terhadap kesedihan atau kebahagiaan orang lain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun