[caption id="attachment_87683" align="alignright" width="199" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Kompasianers, dalam sejarah kehidupan saya, pertama kali mendapatkan uang hasil keringat sendiri, adalah pada masa saya kuliah semester 3, berarti sekitar 3 tahun yang lalu. saya ingat betul, 850.000 per bulan. angka yang cukup besar bagi saya, secara pribadi. pemasukan yang besar ini, dibarengi juga dengan pengeluaran yang besar. ya, saya termasuk perempuan yang memiliki sifat boros. saya akui, saya suka sekali membeli. saya jadi ingat ajaran dosen marketing saya, beliau bilang begini:
"bangsa kita memang bangsa konsumtif. berbeda dengan Jepang, mereka bangsa produktif. mengapa? jawaban nya hanya satu, pendidikan. sejak kecil kita diajarkan: 'Budi dan Ibu sedang berbelanja di pasar'. berbeda dengan ajaran di Jepang: 'Oshin dan Ibu sedang berdagang di pasar'."
Anda percaya? saya percaya, walau saya tidak tahu tentang kebenaran ajaran dosen saya itu. dan saya termasuk "korban" pendidikan tersebut. saya menimba ilmu marketing, yang pada dasarnya memiliki tugas "berjualan", tapi saya justru menyerah dan lebih memilih menjadi pembeli.
dimana saya menghabiskan uang saya? mall? bioskop? butik? hmmmm, nope!
saya menghabiskan uang saya di minimarket atau swalayan. sendirian alias tanpa teman. walaupun saya baru memiliki uang "sendiri" di masa kuliah, tapi kecintaan saya pada minimarket / swalayan sudah muncul dari SMP. setiap pulang sekolah saya selalu mampir dulu, dan membeli. ini berlangsung sampai sekarang.
para marketers atau advertisers, jungkir-balik-salto, hanya untuk memikirkan ide cemerlang demi suatu produk yang memiliki nilai layak jual & layak laku di pasaran. sekali lagi, saya menjadi "korban" dan saya menikmati nya. my guilty pleasure.
memangnya, apa yang saya beli? yaah, kalau lagi boke' saya hanya membeli sekadarnya.. tapi, kalau saya lagi ada duit, saya beli semua yang saya suka.. mulai dari mie, coklat, wafer, buah, handuk, gelas, susu, sabun, shampo, dll.. *saya pengen banget sebut merk! aarrrrrrgggghhh!! (>.<)/*
tahu tidak? ada sesuatu yang saya suka dari proses membeli di minimarket / swalayan. apalagi kalau bukan proses memilih! ya! pada saat tangan saya mengambil satu produk dengan satu merk, lalu saya baca keterangan nya, masa berlaku nya, harga nya, lalu saya bandingkan dengan merk lain, dan pada akhirnya-setelah bergumul sekian lama (belum termasuk pikiran beli-enggak-beli-enggak)-saya mengambil keputusan this is it! apalagi, sensasi membawa dua plastik (atau lebih) berisi banyak barang belanjaan kerumah. lalu, dibuka bersama-sama, dan nikmati bersama-sama. saya suka sekali sensasi itu.
sampai pernah terucap di bibir saya, "dari sekian banyak kekurangan yang ada, suami gue harus terima 'kekurangan' yang ini! gak bisa nggak!". hakhakhak, lebay banget! XD
haaaaaah.. yah, begitulah.. ditengah yakin nya saya akan kenyataan "cari uang itu susah", saya masih belum bisa menghilangkan sifat boros.
sahabat sesama boros pernah bilang: "boros itu sifat perempuan sejati!" :"""""D
Salam, Kompasianers. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H