Mohon tunggu...
Hana L.
Hana L. Mohon Tunggu... -

~Love Kompas~ :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenangan Hari Itu...

18 Maret 2010   15:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:20 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya terlambat beribadah, yang seharusnya dimulai pkl. 13.00.. Saya ingat betul, turun dari mikrolet, jam HP saya menunjukkan angka 13.45! "ini sih bukan telat lagi".. itu pikir saya.. gimana gak telat, dari rumah pergi pkl. 12.30! haaaah.. lelet..

Tepat didepan tempat tujuan, saya ketok atap mikrolet, saya turun, dan saya bayar ke supir nya.. 5000 kembali 2500 rupiah.. Sebelum menyebrang (karena posisi gedung, disebrang kanan, dan saya turun disebelah kiri), saya memperlambat jalan saya di trotoar, karena saya mau memasukkan uang kembalian ke dalam tas.. sudah tersimpan, saya pun berjalan lagi..

Disini, mata saya tertuju pada seorang Ibu (memakai kemeja krem, yang dimasukkan kedalam rok nya.. rambut nya di ikat kuncir-ekor kuda, memakai anting panjang, dan tangan nya penuh cincin.. tas nya di selempangkan).. Ibu ini berjalan ke arah saya, dia mlototin saya.. Merasa ada yang tidak beres, saya dekap tas saya, saya pegang erat-erat! "mau copet gue?! jangan harap!" .. itu pikir saya.. saya jalan di sisi kanan, Ibu ini ikut ke kanan! saya pilih sisi kiri, si Ibu ikut ke kiri! Saya mulai ketakutan.. dan saat nya pun tiba! Ibu itu sampai di depan saya (berpapasan), dan..

"PLAK!!"

ya.. saya tidak dicopet.. saya ditampar.. untuk pertama kali nya dalam hidup saya, pipi kiri saya ditampar oleh seseorang yang sama sekali tidak saya kenal.. oleh seorang Ibu.. yang mungkin sedang kehilangan akal sehat nya.. di tempat umum..

saya kehilangan konsentrasi, menyebrang dengan salah tingkah, dan hampir ditabrak motor.. Ibu itu berjalan lenggang kangkung seperti tidak terjadi apa-apa.. Sampai di gereja, pkl. 14.10 WIB..

Saya duduk terdiam.. "ini apa Tuhan? itu tadi tamparan apa? dari siapa? kenapa? apa aku udah buat salah? apa karena terlambat ke gereja? kenapa??" dan tanpa saya sadari, mata saya sudah berair.. Belum tenang hati ini, setelah bertemu pria tak waras di komplek, saya dipertemukan lagi dengan seorang Ibu, dengan bonus tamparan..

Di akhir Khotbah nya, Pendeta berkata: "seperti salah satu Firman, kalau ditampar pipi kiri berikan pipi kanan mu!" .. Biasanya, saya tersenyum mendengar Firman ini, tapi tidak untuk hari itu..

*) dari awal sampai akhir, tidak ada yang saya karang.. Pendeta benar-benar mengucapkan Firman itu.. Sampai detik ini, saya belum menemukan makna dibalik kejadian-kejadian itu.. Mungkin saya harus banyak bertobat..

Salam, Kompasianers..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun