Menerima kelemahan atau titik terendah orang lain bukan sesuatu yang memalukan. Berempati pada sesuatu yang tidak tampak juga tidak akan membuat seseorang terlihat dibodohi sebab tidak ada yang salah sama sekali dengan kebaikan. Ingat dengan perkataan yang selalu dielu-elukan ketika orang lain tidak memberikan pertolongan bahwa manusia adalah makhluk sosial? Ingatlah itu setiap saat, sehingga tidak segan untuk menjadi orang yang berempati dengan kesedihan orang lain. Kepedulian itu sangat berguna untuk mencegah hal yang fatal yaitu kegilaan.
      Berempatilah dengan tulus ikhlas. Rangkullah orang lain dengan hangat tanpa ada penilaian ini-itu sebab beban satu dan lainnya akan terasa berbeda. Mempertanyakan keabsahan suatu hal yang tidak tampak akan menghindarkan seseorang dari kedamaian sebab dipaksa untuk percaya. Seperti retorika, empati adalah jembatan yang menghubungkan anomali antara percaya tidak percaya. Kondisi mental memang tidak tampak, tetapi ketahuilah kalau bagian tubuh abstrak manusia itu juga bisa terluka meski tidak berdarah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI