Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bayangan Clarissa, Kejutan-kejutan yang Menampar Realita

27 April 2018   09:19 Diperbarui: 27 April 2018   09:56 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis                         : Ahmad Akmal Azman
Penerjemah                  : Shahida Harun
Terbit                           : Februari, 2018
Penerbit                       : Haru
Jumlah Halaman          : 344

Dia akan muncul di kamar siapa pun yang membaca E-mail ini.

E-mail berantai itu membuat netizen gempar. Pasalnya, E-mail itu bukan E-mail abal-abal. Clarissa benar-benar membunuh setiap orang yang mendapatkan E-mail itu dan mengabaikannya. Bahkan gadis kecil itu membunuh mereka dengan cara yang paling sadis.

Siapa Clarissa? Dari mana datangnya gadis kecil dengan mulut sobek dari pipi ke pipi itu?

Clarissa ada di situ dengan sebilah pisau besar yang tajam, dan mereka kini hanya tinggal sejarah.

-000-

Novel dengan label U 15+ ini bukan sekadar novel horor. Dibalut dengan sentuhan thriller, psikologi, dan parenting menjadikan ceritanya lebih kompleks dan berkesinambungan.

Kengerian Bayangan Clarissa sudah sangat terasa pada bagian prolog. Latar serta deskripsi yang detail sukses membuat bulu kuduk berdiri, bahkan ketika siang hari. Setelahnya, pembaca dihadapkan pada alur maju mundur dan itu sangat meningkatkan minat untuk menyelesaikannya.

Alur puzzle memang ampuh untuk membuat pembaca penasaran lantaran informasi mengenai cerita disuguhkan secara perlahan. Penulis berhasil melakukannya. Membaca bab demi bab akan memunculkan banyak spekulasi, terutama mengaitkan satu kejadian dan kejadian lain.

Spekulasi paling seru untuk dibuktikan adalah perihal identitas Clarissa. Para korban menyebut-nyebut kalau gadis kecil itu adalah hantu. Namun, ketika alur menceritakan bagiannya, pembaca dibuat bingung. Seperti bagaimana cara dia mati? Mengingat background orangtuanya erat kaitannya dengan dunia kriminal. Atau, toh kalau masih hidup, apa motif dan bagaimana cara mendidiknya supaya menjadi "buas"? Meski terlihat mudah, keinginan untuk menyelesaikan tetap saja ada lantaran tebak-tebakan di sini terlihat benar, tapi terasa salah.

Dalam setiap novel thriller, kejanggalan merupakan jalan menuju kejutan cerita. Dikisahkan korban-korban ini seperti tidak "diurusi" nasibnya oleh penulis. Benar saja, twist yang disuguhkan jauh dari ekspektasi. Bahkan, sangat menampar realita. Ada satu lagi belokan. Namun, terlihat seperti tempelan, karena tidak adanya itu tidak akan berpengaruh banyak. Supaya ending terkesan terselesaikan saja.

Sebagai bumbu cerita, penulis juga membubuhkan unsur mistik. Sayang, kemunculannya di awal kurang menyatu. Tidak ada alasan kenapa bisa begini dan begitu, semakin menegaskan kalau tugasnya sebagai pengecoh. Sementara tentang aspek psikologi, tidak ada penjelasan lebih, tapi bisa diaplikasikan dengan baik. Sukses membuat pembaca berimajinasi sendiri perihal penyebab kekacauan yang terjadi pada diri Clarissa.

Mengingat tokoh utama di sini adalah anak kecil berumur sepuluh tahun, maka bahasan parenting cocok untuk ditambahkan. Kalau diselami lebih lanjut, melalui novel ini, penulis ingin menyampaikan pesan bahwa anak tidak ubahnya seperti kertas kosong. Apa yang dilihatnya sehari-hari adalah pembentuk dirinya. Pun salah mendidik anak, pada beberapa kasus, akan menyebabkan hal mengerikan.

Secara keseluruhan, Bayangan Clarissa sangat unggul dalam diksi. Mengingat background penulis adalah dokter, jadi pilihan kata yang digunakan indah sekaligus genius. Pembaca bisa dengan mudah membayangkan kejadian sadis itu, bahkan ada sedikit sensasi mual. Selain itu, riset penulis tentang negara lain sebagai latar sangat baik, meski ada di bagian tertentu yang mengesankan cerita menjadi seperti artikel.

Sementara kekurangannya, penulis memang berusaha menghadirkan banyak bahasan untuk memperkaya cerita, tapi malah ada yang tidak begitu tereksplor. Kemudian, soal ending, memang pas diakhiri dengan cara seperti itu. Namun, jatuhnya biasa saja, karena merupakan lanjutan dari pemotongan adegan di bagian awal. Pun terasa ganjil. Plot hole tentang lompatan-lompatan adegan turut andil meninggalkan ketidakpuasan.

Dari kekurangan dan kelebihan Bayangan Clarissa, novel ini layak mendapat 3,5 bintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun