Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kiat Jitu Masa Bodoh Cemoohan Orang

6 April 2018   09:15 Diperbarui: 6 April 2018   09:44 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan Tuhan memberikan hidup adalah untuk menjalani skenario-Nya. Ada beberapa hal yang bisa diubah, tergantung apakah manusia ikut berperan dalam menentukan jalan cerita.

Plot bisa berbeda kalau ada tindakan. Misalkan, ketika mempunyai sebuah passion dan orang-orang di sekitar malah mencemooh. Padahal, menurut kita itu adalah sesuatu yang sangat menyenangkan atau bahkan menantang. Kenapa bisa terjadi demikian?

Tetap ada yang menganggap sesuatu itu mudah. Bukan karena dia lebih hebat, tapi tidak punya passion sama. Bahkan, tidak ada sama sekali.

Dalam menjalani sebuah passion, kita selalu dihadapkan pada sebuah kesulitan. Kalau tidak pernah mengalami, bagaimana bisa tahu? Oleh karena itu, si pencemooh ini bisa dengan mudah berkata-kata. Katakanlah, dia awam dan sok tahu. Orang seperti ini bahaya, berpotensi merusak.

Orang-orang yang mempunyai passion dalam bidang apa pun tidak akan meremehkan milik lainnya, karena dia pernah merasakan bagaimana susahnya mempertahankan. Dia juga lebih bisa menghargai hal-hal kecil. Dalam masalah pekerjaan, di matanya semua sama. Tidak ada yang baik atau buruk.

Setiap pekerjaan punya fungsi masing-masing, seremeh apa pun itu. Sebut saja tukang sampah. Kalau tidak ada dia, apa lingkungan bisa bersih? Berniat melakukannya sendiri? Oh, bukankah kesibukan sehari-hari tidak bisa ditinggalkan?

Pemikiran orang dengan passion tinggi juga menganggap semua pekerjaan itu tidak bisa untuk dicemooh. Contoh sederhana adalah pedagang cilok. Memang benar makanan murahan, tapi kalau jadi juragan? Bukankah omzetnya tidak main-main?

Bersikap masa bodoh bisa dimulai dari pemikiran sederhana seperti di atas. Orang-orang yang mencemooh passionkita sejatinya tidak punya motivasi hidup lebih dengan memproduksi sesuatu. Sangat tidak penting untuk didengarkan perkataannya. Tidak akan berfaedah. Masukan untuk lebih maju tidak ada, hanya anggapan sederhana tentang hasil.

Untuk mengembangkan passion, pergaulan sangatlah penting. Memang tidak boleh pilih-pilih, tapi kalau tidak sepemikiran berpotensi sakit hati. Ketidaktahuan itu membuatnya terlihat serba biasa saja dan kita disamakan dengan dirinya yang tidak produktif.

Menikmati hasil dari passion dalam diam merupakan cara elite menjadi masa bodoh cemoohan orang. Mereka sibuk berkomentar, tanpa tahu kita sudah lebih bahagia darinya yang cuma bisa melakukan hal tidak berguna. Mereka pikir kegiatan kita tidak ada apa-apanya dan lebih baik bersantai, padahal itu salah besar.

Kasus klasik sebenarnya, kalau kita baru dianggap ketika sudah benar-benar terlihat oleh mereka. Oleh karena itu, sebelum terlihat, tetap lanjutkan passion, karena akan tiba saatnya kita diakui. Ubah cemoohan menjadi penyemangat. Anggap saja mereka plot yang harus diubah oleh semangat.

Mencemooh selain karena tidak mampu melakukan hal sama adalah ketidaktahuan. Orang-orang seperti itu kasihan, kurang wawasan, tapi lebih terasa menyebalkan. Jadi, jauhi, bangun kepercayaan diri, dan terus melakukan sesuatu. Jangan biarkan pihak tidak berkompeten merecoki passion kita. Selalu ingat bahwa passion adalah salah satu anugerah Tuhan, sehingga buatlah tidak sia-sia dengan memperjuangkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun