Jime menatap Ze dengan pandangan mengintimidasi. Terlihat sekali ada yang aneh. Perasaan, sebelum ia bicara ingin makan cheese cake, Ze masih kelihatan baik-baik saja. Tapi, lihatlah sekarang... Keringat seukuran jagung menyembul dari dahi Ze. Wajahnya yang putih bersih, kini sudah seperti hantu Ju On saja. Sangat pucat.
Jime memastikan keadaan Ze. Awalnya, ia berkilah kalau ia baik-baik saja. Tapi, kau tidak berlama-lama menyembunyikan bangkai, kan? Pasti akan tercium. Jime terus mendesak Ze agar berkata jujur. Dan, akhirnya Ze buka mulut juga.
"Hm, aku... Aku fobia keju," kata Ze dengan menambahkan cengiran di akhir perkataan.
"Astaga! Aku bahkan sangat menyukainya." Jime tertawa pecah. Ze merasa pipinya memerah. Masih mending kalau semisal fobia ketinggian. Lalu, bagaimana fobianya? Sungguh tidak keren...
"Kau sudah pernah ke Psikolog?" tebak Jime tepat sasaran. Ze mengangguk sekali.
"Ingat apa yang pertama kali disarankan?"
Ze kembali mengangguk. Jime bergumam, kemudian tanpa tedeng aling-aling, ia menarik paksa kekasih barunya itu masuk ke Breadtalk.
Kalau semisal ada penghargaan pasangan kekasih terbaik di universitasnya, mungkin Ze dan Jime bisa masuk nominasi. Pasalnya, mereka kerap terlihat bersama dan begitu manis dengan tingkah mereka yang apa adanya. Terkadang, juga terlihat konyol saat Jime menggoda Ze dengan keju kesukaannya. Ze seperti seorang gadis yang ketakutan pada binatang malang yang dibenci banyak orang saja, Kecoa. Hahaha!
Tapi, suatu hari yang tidak pernah Jime bayangkan, Ze tiba-tiba menjadi sangat marah padanya ketika digoda dengan makanan yang digemari tokoh Jerry si tikus itu.
"Cukup! Kalau aku benci keju, ya, benci!" Ze menyingkirkan tangan Jime dengan kasar lantas melayangkan tatapan tidak bersahabat. "Selama ini, aku sudah banyak mengalah. Menemanimu makan makanan olahan keju, memaksaku untuk memakannya, lalu saat kau membawanya pulang, membuat mobilku bau. Sudah cukup! Biarlah aku tidak bisa sembuh!" Ia lantas pergi begitu saja dengan langkah lebar.
Jime memerhatikan Ze sampai menghilang dari pandangan, lalu mengembuskan napas berat. Ia yakin, Ze hanya sedang ada masalah saja. Tapi, sungguh... Ini waktu yang tidak tepat. Satu minggu lagi Ze ulang tahun, dan hubungan mereka sedang tidak baik.