Seperti yang telah diketahui bersama, Daerah Istimewa Yogyakarta akan memiliki bandara baru di Kulon Progo. Bandara ini tentu akan memudahkan transportasi di daerah ini, apalagi skalanya memang internasional. Tapi, bukan berarti tanpa risiko dan tantangan.
Risiko dan tantangan tersebut, menurut Bappeda DIY, harus bisa dijawab oleh segenap pemkab dan pemkot di DIY. Masalahnya, jika persiapan tidak dilakukan, besar kemungkinan masyarakat Yogyakarta hanya menjadi penonton.
Pemkab maupun Pemkot harus segera menata kawasan menghadapi operasional bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Jika tidak siap menghadapi operasional bandara dan pertumbuhan aeropolis ada sejumlah persoalan yang dihadapi.
Saat ini banyak investor yang sudah siap masuk. Pertamina dengan konsorsiumnya, bahkan Capital Singapore dengan konsorsiumnya juga siap masuk. Saat ini, penataan RDTR/RDTRK di Kulonprogo dilakukan langsung oleh pusat.
Kota Yogyakarta juga harus berbenah. Sebab belum ada konsep pembangunan untuk kepentingan Milenial. Misalnya apartemen untuk kalangan Milenial.
Hal serupa juga dipikirkan oleh salah seorang tokoh lokal di Yogyakarta, Bambang Soepijanto. Menurutnya, Yogyakarta harus menjadi pelaku utama yang memanfaatkan bandara baru sebagai sarana pembangunan berkemajuan. Jangan sampai adanya bandara hanya menguntungkan investor, pengusaha, atau spekulan properti besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H