Menumbuhkan kesadaran akan lingkungan menjadi sesuatu yang makin dirasa besar urgensinya dewasa ini. Makin maraknya perubahan iklim, kenaikan suhu global, polusi dalam berbagai bentuk, hingga menggunungnya sampah di laut, menjadi pertanda pentingnya kesadaran lingkungan.
Kesadaran tersebut pun bisa dipupuk sejak dini, bahkan sedini usia sekolah. Itulah kenapa di Yogyakarta, banyak sekolah yang sudah menerapkan wawasan lingkungan dalam kesehariannya. Hal ini tercermin dari kurikulum pelajarannya, proses pembelajarannya, serta lingkungan sekolah itu sendiri yang memang bersih, asri, dan hijau. Itulah yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui program Sekolah Adiwiyata.
Perlu diketahui dulu, Sekolah Adiwiyata adalah program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.
Melalui mekanisme tertentu dan beberapa syarat yang perlu dipenuhi, sekolah yang berhasil mencapai visi tersebut dapat disebut sebagai Sekolah Adiwiyata.
Sebanyak 66 sekolah berwawasan lingkungan diproyeksikan bisa meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata tahun ini.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja tengah mendampingi setidaknya 66 sekolah berwawasan lingkungan yang ada di Jogja. Ke-66 sekolah itu masing-masing terdiri dari 25 sekolah dasar, 22 sekolah menengah pertama, 13 sekolah menengah atas, dan enam sekolah menengah kejuruan.
Selain 66 sekolah itu, ada tambahan 12 sekolah yang sudah siap menjadi adiwiyata kota. Sehingga total pendampingan dilakukan kepada 78 sekolah.
Tahun ini, DLH menggelar bimbingan dan pendampingan ke sekolah-sekolah calon adiwiyata dan sosialisasi ke sekolah yang belum mengenal konsep sekolah adiwiyata. DLH berharap, kendati tak berstatus adiwiyata, setidaknya sekolah itu menjadi sekolah berwawasan lingkungan.
Sekolah adiwiyata kota menekankan lebih kepada implementasi dari proses pembelajaran. Berangkat dari kurikulum yang sudah memuat peduli lingkungan. Sehingga, apa yang dilakukan dalam proses belajar mengajar, juga terwujud pada fisik sekolah.
Ketika sekolah terlihat hijau, bersih, semua warga sekolah berperilaku peduli lingkungan, itu perwujudan kurikulum yang sudah direncanakan dari silabus dan RPP.