Mohon tunggu...
Hamzet
Hamzet Mohon Tunggu... Administrasi - Keterangan Profil harus diisi

Lelaki penadah ilmu, pemulung pengetahuan dan (semoga bisa) mengamalkan serta menebarkannya kembali. Kelahiran Kota Probolinggo yang dalam bahasa gaul lazim disebut "Prolink". Kota ini disebut juga Bayuangga (angin, anggur dan mangga).

Selanjutnya

Tutup

Humor

Sedekah

28 Agustus 2011   15:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:24 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

[caption id="" align="alignleft" width="350" caption="Sumber gambar: wartakota.co.id"][/caption] Lebaran tinggal satu atau dua hari lagi. Jalan-jalan utama antarkota sudah dipenuhi para pemudik yang hendak merayakan lebaran di kampung halaman. Kendaraan-kendaraan besar semacam truk tronton, trailer dan kontainer sudah lenyap dari jalanan seperti yang diatur pemerintah. Bus-bus antarkota, kereta api, ferry, kapal laut disesaki penumpang. Ritual tahunan pra-lebaran ini sudah mendarah-daging dan tidak bisa dilewatkan.

Beragam jenis dan bentuk bawaan para pemudik memenuhi bagasi moda-moda transportasi yang mereka gunakan. Sebagian memang dipakai sendiri, sebagian lagi sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan ada juga yang sengaja menyisihkan untuk disedekahkan kepada tetangga sekitar rumah di kampung. Mereka ingin berbagi kebahagiaan dengan para tetangga selain juga dengan kerabat.

Kardiman dan Pe’i yang duduk-duduk di tepi jalan arteri depan rumah Dusmin tampak mengamati para pemudik bersepeda motor yang hilir-mudik melintas. Berbagai kode plat motor mereka perhatikan demi untuk menebak dari mana pengendara itu mudik. Ada B, D, E, Z, H, AB, N, AE, L, M, S dan lain-lain. Saking bejibunnya bawaan mereka sampai-sampai jok sepeda motor ditambah rangka kayu untuk menopang bawaan.

“Ngapain yah mereka bawa bawaan segitu banyak... kok nggak seperlunya ajah” heran Kardiman.

“Yaaaa Elo usil banget. Suka-suka mereka lah. ‘Kali aja mereka bawa oleh-oleh untuk sanak kadang di kampung. Ato bisa juga barang-barang itu mo disedekahkan kepada para tetangganya”

“Sedekah?” tanya Kardiman. Seynum misterius tersungging di bibirnya.

“Ngapain kamu senyam-senyum gitu?” Pe’i penasaran.

“Perasaan selama gue idup ga pernah tuh dapet sedekah dari pemudik”

“Elo punya kerabat ato tetangga yang kerja di luar kota , ga?”

“Enggak.”

“Ya panteslah, Man.”

“Eh gini-gini justru Gue sering bersedekah loh... apalagi dia akhir-akhir Ramadhan ini!” ucap Kardiman kemudian.

“Wakakakakak.... mana Gue percaya? Untuk ngidupin diri sndiri aja Loe blingsatan gitu. Pake bersedekah pulak! Tiapa hari lagi!” ledek Pe’i usai meledakkan tawanya.

“Gini loh Pe, menurut pak ustadz, sedekah itu ga melulu duit ato barang. Senyum juga sedekah. Makanya Gue sering senyum-senyum ama orang lewat...”

“Jiah... dasar ga modal Loe. Sedekah pilih yang gratis. Senyum ituh kalo ikhlas dan bisa nentramin hati orang laen. Lah senyum Elo justru bikin orang laen merinding. Gimana mo dinilai sebage sedekah? Mo lebaran otak dudul Loe kok ga sembuh-sembuh!” timpal Pe’i yang segera beranjak pergi melihat Kardiman senyam-senyum kepada pengendara yang lewat.

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Sumber gambar: myloveits.blogspot.com"][/caption]

Sepenuh cinta

Hamzet [penyair kenthir berdarah]

Probolinggo, 28082011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun