Mohon tunggu...
Nur Hamzah Syawal
Nur Hamzah Syawal Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 UIN Jogya

laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Al-Quran dalam Makna Ontologi dan Aksiologi

10 Maret 2020   19:02 Diperbarui: 10 Maret 2020   22:29 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Termasuk dalam hal ini adalah ilmu tajwid. Yakni ilmu cara membaca al-quran secara benar, tepat dan indah. Ilmu tajwid bagi muslim adalah sebuah upaya untuk memelihara teks oral kitab suci agar tetap menjadi sakral dan tidak menyalahi dari makna sesungguhnya seperti yang dimaksud oleh si "Penutur"nya. Al-quran dibaca dengan hati-hati, pelan, teratur atau tartil dibalut dengan seni membaca agar keluar unsur sastranya. Inilah aspek fungsional quran sebagaiu kitab suci, sebagai firman yang diucapkan.

Al-quran yang Dibaca dalam Ibadah dan Praktik Keseharian
Al-quran bagi muslim adalah essensial karena ia jadi pedoman keselamatan kehidupan baik saat di dunia maupun akhirat. Al-quran mewujud dalam keseharian penganutnya. 

Ia dibaca, dihapalkan, ditulis dan diartikulasikan dalam kehidupan nyata. Lihat saja pratek seorang muslim, karena ia bersifat teologis, walaupun ia tidak mengetahui maknanya karna berbahasa arab tetap saja seorang  muslim mebacanya hingga khatam beberapa kali sepanjang hayatnya. Ia menghapalnya hingga 30 juz. Bagi muslim, ia akan mendapatkan prestise jika rutin dan hapal al-quran. Untuk menjadi seseorang yang memiliki otoritas keagamaan, ia juga harus dapat hapal sebagian besar ayat al-quran. Al-quran juga manifest dalam ritual ibadah muslim seperti sholat, haji dan dzikir. 

Bahkan tidak sah jika teks arab alquran diganti dengan bahasa lain. Sebuah pelanggaran besar jika hal ini dilakukan.  Selain itu al-quran juga wujud dalam tradisi kultural masyarakat sperti tahlilan, pernikahan,  peringatan hari besar  Islam, termasuk dalam tradisi mistik dalam bentuk azimat ataupun mantra-mantra. Inilah yang kemudian disebut dengan living qur'an. Selain dalam kehidupan spiritual, sosial dan budaya, al-quran juga manifest dalam seni. Ia dapat berupa seni tulis al-quran (kaligrafi) atau pun seni baca al-quran (tilawah) dan masih banyak lagi yang lainnya.  Wallahu'alam bi al-shawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun