Mohon tunggu...
Hamzah Najmuddin
Hamzah Najmuddin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kaligrafi dan Fungsinya dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia

29 Juni 2024   16:44 Diperbarui: 29 Juni 2024   16:44 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pribadi penulis

Perkembangan Kaligrafi dan Fungsinya dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Perkembangan agama Islam di Indonesia memiliki banyak faktor pendukung yang membuat masyarakat dapat dengan mudah menerima ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah tulisan indah yang biasanya berisikan ayat-ayat suci Al-Quran atau biasa disebut sebagai kaligrafi.

Dalam perkembangannya kaligrafi juga dapat dikatakan sudah cukup tua. Kata kaligrafi berasal dari kata 'kallos' yang berarti indah dan 'graph' yang berarti tulisan, dengan demikian kaligrafi dapat diartikan sebagai tulisan yang indah. 

Di antara para ahli, penyebutan untuk kaligrafi ini memiliki perbedaan, karena ada ahli yang menyebut "kaligrafi Arab" , ada pula ahli yang menyebutnya "kaligrafi Islam". Disebut demikian karena kaligrafi ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah Islam. Permulaan dari kaligrafi ini juga memiliki banyak pendapat yang beragam dari para ahli. 

Sejarah Kaligrafi Arab

Para sejarawan mengatakan bahwa kaligrafi memiliki asal-usul yang berbeda-beda, ada yang berpendapat bahwa kaligrafi sudah muncul dan pertama kali ditemukan pada relief makam-makam raja terdahulu yang banyak ditemukan di Abidos. Sejarawan lain juga ada yang berpendapat bahwa kaligrafi pertama kali muncul dan ditemukan di kawasan Sungai Nil. 

Sementara untuk sejarah kaligrafi Arab sendiri muncul sejak masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan. Kaligrafi muncul pertama kali pada saat khalifah Utsman bin Affan berupaya untuk mengumpulkan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang kemudian akan disusun menjadi mushaf. 

Pada masa Utsman bin Affan kaligrafi mulai mengalami perkembangan pada cara dan gaya penulisannya. Perkembangan ini bertujuan agar umat muslim tertarik untuk membaca dan mempelajarinya . Namun, pada masa Utsman bin Affan, kaligrafi hanya diterapkan pada ayat suci Al-Qur'an saja.

Dari sinilah kemudian kaligrafi mulai dikenal sebagai warisan seni Islam yang menunjukkan perkembangan dan kemajuan peradaban Islam dalam segi budaya dan keilmuan.

Sejak perkembangannya dari zaman Utsman bin Affan hingga sekarang, barulah kaligrafi dibuat tidak hanya ayat suci Al-Qur'an saja, kaligrafi juga mencakup kalimat hadits-hadits Nabi Muhammad Saw, syair, hingga kalimat-kalimat mutiara berbahasa Arab. 

Kaligrafi juga biasanya diukir dengan indah pada sejumlah media, seperti kanvas, tembok, dan kertas. Membuat kaligrafi Arab tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, melainkan di dalamnya memiliki beberapa pola dan aturan yang ditentukan dengan ketat. Rumus dasar dari kaligrafi ini dikenal dengan nama al-Kath al-Mansub (kaligrafi standar). 

Dalam aturan tersebut juga dijelaskan bahwa dalam penulisan kaligrafi harus mencakup pengukuran titik, alif, hingga lingkaran yang dapat diukir pada kaligrafi ini. Kesalahan dalam kaligrafi juga dapat ditentukan ketika ada sebuah penyimpangan atau pencampuradukkan standar diantara satu kaligrafi Arab dengan kaligrafi Arab lainnya. Mengutip dari artikel detikedu, yang menukil dari sebuah jurnal milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dijelaskan bahwa kaligrafi memiliki berbagai jenis yang berbeda-beda, diantaranya :

1. Khat Naskhi

Kaligrafi Naskhi disebut juga khat Nasakh. Aliran kaligrafi satu ini cenderung memiliki bentuk yang geometris. Tanpa diukir dengan sejumlah struktur dan komponen yang kompleks. Khat Naskhi termasuk kategori kaligrafi yang berasal dari jazirah Arab 

2. Khat Tsuluts

Jenis khat Tsuluts bersifat monumental. Oleh sebab itu, kaligrafi macam ini biasa dijadikan sebagai dekorasi seperti dalam manuskrip atau hiasan pada tembok bangunan. Khat ini juga berasal dari negeri Arab. 

3. Khat Farisi

Aliran Farisi berasal dari wilayah Iran, tepatnya lahir setelah Islam sampai di Persia. Khat ini memiliki ciri terlihat dari hurufnya yang dituliskan condong ke kanan dan lebar hurufnya yang terkadang tak sama. 

4. Khat Diwani

Khat Diwani berasal dari Turki Utsmani dan mulai populer setelah penaklukan Konstantinopel. Awalnya, kaligrafi ini digunakan untuk keperluan pemerintahan saja seperti untuk menulis dokumen dan buku kenegaraan. Namun kemudian, khat Diwani tersebar ke kalangan masyarakat dan sekarang dipakai sebagai dekorasi. 

6. Khat Jali Diwani

Jali Diwani merupakan aliran khat yang dikembangkan dari jenis Diwani. Kaligrafi satu ini juga berasal dari Turki Utsmani dan dahulu dimanfaatkan dalam menulis peraturan atau surat yang ditujukan untuk urusan luar negeri. 

7. Khat Kufi

Aliran kaligrafi Kufi berasal dari jazirah Arab, tepatnya kota Kufah di Irak. Khat Kufi merupakan kaligrafi tertua yang telah muncul sebelum Islam hadir. 

Khat jenis Kufi memiliki ciri tulisan yang kaku dan punya sudut persegi yang khas. Kini, kaligrafi berjenis Kufi banyak digunakan sebagai hiasan interior. 

8. Khat Riq'ah

Aliran Riq'ah adalah bentuk khat yang ditulis cepat dan cenderung berjenis stenografi. Khaf jenis ini biasa dipakai oleh masyarakat di Mesir. 

9. Khat Raihani

Khat Raihani merupakan perpaduan antara khat Tsuluts dan Nasakh. Ciri tulisan kaligrafi macam ini terletak pada tulisan harakatnya yang ditulis dengan tinta berwarna dan penulisan garis vertikalnya lurus juga memanjang. 

Kaligrafi jenis Raihani kerap digunakan di wilayah Persia untuk menyalin mushaf Al-Qur'an yang berukuran besar. 

Kaligrafi di Indonesia

Di Indonesia sendiri, kaligrafi mulai muncul dan berkembang bersamaan dengan masuknya agama Islam di Indonesia. Pada saat itu ajaran agama Islam dibawa oleh para pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India. 

Dengan masuknya agama Islam juga membantu penyebaran aksara Arab di kalangan masyarakat Indonesia. Salah satu bukti bahwa kaligrafi berkembang di Indonesia adalah dengan ditemukannya pahatan kalimat-kalimat tauhid pada makam kuno di Gowa-Tallo, Bima, Ternate dan Tidore. 

Bukti lainnya ialah di abad ke-11, dengan ditemukannya sebuah pahatan kaligrafi pada batu nisan makam Fatimah binti Maimun di Gresik (wafat 495 H/1082 M) dan beberapa makam lainnya pada abad ke-15 yang tulisan dalam pahatan nisannya memperlihatkan gaya-gaya kaligrafi.

Kaligrafi tidak hanya dikembangkan sebagai tulisan yang indah saja, tapi dengan seiring berjalannya waktu kaligrafi dikembangkan pula sebagai konteks seni rupa. Pada masa ini juga kaligrafi banyak digunakan sebagai hiasan sehari-hari, dan dapat ditemui di dinding-dinding masjid, rumah, dan tempat lainnya yang memakai hiasan seni Islam. 

Fungsi Kaligrafi

Pada masa ini kaligrafi juga memiliki beberapa fungsi, adapun fungsinya sebagai berikut :

*        sebagai media dakwah dan ibadah 

*         sebagai penyaluran kreativitas seni

*        sebagai penghias

*        sebagai pengungkapan rasa hormat

*        sebagai media komunikasi 

 

Referensi

*        Nurfajrina, Azkia. (2023). Mengenal Kaligrafi Arab atau Khat: Asal-usul dan Jenis-jenisnya. 

*         Kompas.com. (2022). Sejarah Perkembangan Seni Kaligrafi. 

*        Syarifah, Rahma, Nadia. (2021). Pengaruh Budaya Islam Terhadap Seni Lukis Kaligrafi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun