Dalam aturan tersebut juga dijelaskan bahwa dalam penulisan kaligrafi harus mencakup pengukuran titik, alif, hingga lingkaran yang dapat diukir pada kaligrafi ini. Kesalahan dalam kaligrafi juga dapat ditentukan ketika ada sebuah penyimpangan atau pencampuradukkan standar diantara satu kaligrafi Arab dengan kaligrafi Arab lainnya. Mengutip dari artikel detikedu, yang menukil dari sebuah jurnal milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dijelaskan bahwa kaligrafi memiliki berbagai jenis yang berbeda-beda, diantaranya :
1. Khat Naskhi
Kaligrafi Naskhi disebut juga khat Nasakh. Aliran kaligrafi satu ini cenderung memiliki bentuk yang geometris. Tanpa diukir dengan sejumlah struktur dan komponen yang kompleks. Khat Naskhi termasuk kategori kaligrafi yang berasal dari jazirah ArabÂ
2. Khat Tsuluts
Jenis khat Tsuluts bersifat monumental. Oleh sebab itu, kaligrafi macam ini biasa dijadikan sebagai dekorasi seperti dalam manuskrip atau hiasan pada tembok bangunan. Khat ini juga berasal dari negeri Arab.Â
3. Khat Farisi
Aliran Farisi berasal dari wilayah Iran, tepatnya lahir setelah Islam sampai di Persia. Khat ini memiliki ciri terlihat dari hurufnya yang dituliskan condong ke kanan dan lebar hurufnya yang terkadang tak sama.Â
4. Khat Diwani
Khat Diwani berasal dari Turki Utsmani dan mulai populer setelah penaklukan Konstantinopel. Awalnya, kaligrafi ini digunakan untuk keperluan pemerintahan saja seperti untuk menulis dokumen dan buku kenegaraan. Namun kemudian, khat Diwani tersebar ke kalangan masyarakat dan sekarang dipakai sebagai dekorasi.Â
6. Khat Jali Diwani
Jali Diwani merupakan aliran khat yang dikembangkan dari jenis Diwani. Kaligrafi satu ini juga berasal dari Turki Utsmani dan dahulu dimanfaatkan dalam menulis peraturan atau surat yang ditujukan untuk urusan luar negeri.Â