6. Dasar Lautan yang Gelap. Berdasarkan hasil penelitian, manusia memiliki kemampuan yang terbatas dalam menyelami lautan. Kemampuan manusia menyelam hanya berada pada wilayah permukaan dengan batas maksimal 40 meter dari permukaan laut. Lebih dari itu, harus ada peralatan khusus yang digunakan. Peralatan khusus ini untuk pernapasan, menahan tekanan, dan untuk pencahayaan. Bahkan setelah jarak 200 meter di bawah permukaan laut, hampir tidak lagi dijumpai cahaya. Kemudian pada kedalaman 1.000 meter di bawah permukaan laut, cahaya betulbetul sudah tidak ditemukan. Fenomena ini mendapat penjelasan dari Al-Qur'an yakni di dalam Q.S. An-Nur: 40. "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun." (QS An Nuur: 40).Â
7. Relativtas Waktu. Teori relativitas telah ditemukan oleh Albert Enstein. Relativitas ini juga berkaitan dengan waktu. Berdasarkan teori tersebut, dijelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Waktu memiliki potensi untuk mengalami perubahan berdasarkan keadaan yang mendukungnya. Persoalan relativitas waktu ini telah dibahas di dalam Al-Qur'an pada Q.S. Al-Hajj: 47, Q.S. As-Sajdah: 5, dan Q.S. Al-Ma'aarij: 4. "Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS Al Hajj: 47). "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS As Sajdah: 5). "Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun." (QS Al Ma'arij: 4).
8. Sidik Jari. Sebuah hal yang spesifik pada seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Setiap sidik jari bersifat unik karena tidak akan ditemukan kesamaannya dengan sidik jari yang lain. Penelitian tentang keunikan sidik jari dilakukan pada rentang abad ke-19. Padahal Al-Qur'an sudah mengungkapkan hal itu. Secara tersirat, Q.S. Al-Qiyaamah: 3--4 memaparkan tentang tulang belulang dan ujung jari yang sempurna. "Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? "Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna." (Q.S. Al-Qiyaamah: 3--4)
Alam semesta sebagai laboratorium kehidupan manusia, merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah men- ciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius.
Al Quran menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda kearifan penulisnya, bukan hanya berdasarkan akal semata. Alam semesta difungsikan untuk menggerakkan emosi dan perasaan manusia terhadap keagungan al-Khaliq, kekerdilan manusia di hadapan-Nya, dan pentingnya ketundukan kepada-Nya.
Demikian ini menunjukan betapa kecilnya manusia di hadapan Allah Sang Khalik yang Maha  Perkasa atas semua ciptaannya. Untuk itu, menjadi sebuah keniscayaan atas manusia untuk selalu tunduk dan patuh atas semua aturan yang sudah diberlakukan dalam rangka kebaikan dan kemaslahatan juga keseimbangan hidupnya di alam semesta dan di akhirat kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H