Mohon tunggu...
Hamzah Jamaludin
Hamzah Jamaludin Mohon Tunggu... Penulis - Hiduplah seperti yang engkau kehendaki, mencintailah selama engkau merasakan.

Tertarik dengan Ilmu Sosial dan Sastra, Senang Mendaki Gunung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kami Sudah Jengah

21 April 2020   18:45 Diperbarui: 21 April 2020   18:42 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami sudah jengah

Mual dengan kata-kata

Mengukir bingkai bangkai tua

Dari garpu yang tak saling bersinggung dengab piring.

Kami sudah jengah 

Meronta-ronta kemungkaran nasib

Nyawa tak berharga bergantung keputusasaan

Janji-janji lengah lengah membukit hanya tunggal abu.

Kami sudah jengah

Melihat hiasan yang melilit di kota

Asap-asap yang terus mengepul

Memikul timbangan beban kian surut.

Kami sudah jengah 

Terombang-ambing jauh 

Cermin-cermin menipu

Bereolokan sejarah palsu.

Kami sudah jengah

Menerawang tetesan air yang turun

Terbelenggu tanda  tak berkesudahan

Panasnya nafsu liar bak binatang

Kami sudah lelah terjebak hendak sulit pulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun