Mohon tunggu...
Hamzah Jamaludin
Hamzah Jamaludin Mohon Tunggu... Penulis - Hiduplah seperti yang engkau kehendaki, mencintailah selama engkau merasakan.

Tertarik dengan Ilmu Sosial dan Sastra, Senang Mendaki Gunung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membekas pahit

5 Oktober 2018   04:21 Diperbarui: 21 April 2020   18:50 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hangat peluk masih terasa

Teduh dekap rayumu menghambar

Terpikir dalam ingatan mustahil melekat pada dada

Sepasang pisau menandaskan.

Pulang, menghukum duri dalam diri membekasanya dibuat tak berdaya

Menerkan, meraba ada yang hilang selepas bunga tak lagi bermekar.


Aku menepi dari ramai nan sepi

Berjuta kata tak saling bersinggung sapa

Mulut berbisa menghancurkan asa

Menjeratku dalam nista usia.


Hujan bermandikan peluh

Pulang,

Inginku pulang dari pertualang yang tak bertitik

Samar-samar terkapar luas.


Sendu,

Menggenang 

Jatuh, terkapar di hamparan tanah

memendam damba akan kandas tak terbalas.

Cimahi, 5 Oktober 2018

Hamzahjams

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun