Mohon tunggu...
Hamzah Batik Official
Hamzah Batik Official Mohon Tunggu... Seniman - Dunia Batik dan Cinderamata
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hamzah Batik merupakan Pusat Batik, Cinderamata dan Oleh-oleh terbesar di Yogyakarta yang beralamat di Jl. Malioboro.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Yasa Peksi Burak Menyambut Isra Miraj

7 Februari 2024   09:17 Diperbarui: 7 Februari 2024   09:18 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Yasa Peksi Burak yang unik dan khas dari Yogyakarta, Indonesia, yang dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi dengan penuh makna dan simbolisme. Tradisi Yasa Peksi Burak merupakan bagian penting dari budaya Jawa yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai Yasa Peksi Burak dan bagaimana tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Yogyakarta. Tim Hamzah Batik ingin mengajak kalian untuk mengenal lebih lanjut tentang tradisi Yasa Peksi Burak.

Asal-Usul Tradisi Yasa Peksi Burak

Yasa Peksi Burak berasal dari kata "Yasa" yang artinya "upacara" atau "ritual" dalam bahasa Jawa, dan "Peksi Burak" yang mengacu pada legenda makhluk mitos dalam kebudayaan Jawa, Burak. Burak adalah makhluk mirip kuda yang dipercayai membawa Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan malamnya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kembali dalam peristiwa Isra Mi'raj.

Simbolisme dan Makna

Tradisi Yasa Peksi Burak penuh dengan simbolisme dan makna yang dalam. Bayi yang baru lahir dianggap sebagai karunia dari Tuhan dan memiliki potensi untuk membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi keluarga dan masyarakat. Melalui Yasa Peksi Burak, orang tua dan keluarga memohon perlindungan dan berkah dari Tuhan untuk bayi yang baru lahir.

Pelaksanaan Tradisi

Pada saat kelahiran bayi, tradisi Yasa Peksi Burak dimulai dengan persiapan yang cermat oleh keluarga. Biasanya, beberapa hari setelah kelahiran, keluarga mengundang seorang dalang atau sesepuh yang akan memimpin upacara tersebut. Dalang akan melakukan serangkaian ritual yang melibatkan doa-doa, mantra-mantra, serta penyampaian nasihat-nasihat kepada bayi dan keluarga.

situs kratonjogja.id
situs kratonjogja.id

Perlengkapan Tradisional

Dalam tradisi Yasa Peksi Burak, terdapat beberapa perlengkapan tradisional yang penting. Salah satunya adalah gunungan, yang merupakan tumpukan makanan dan perlengkapan lainnya yang disusun dalam bentuk gunung mini. Gunungan ini melambangkan keberuntungan, kemakmuran, dan kesuksesan bagi bayi dan keluarga. Selain itu, juga terdapat sesajen dan berbagai macam hiasan yang dipersembahkan sebagai tanda syukur kepada Tuhan.

Peran Masyarakat

Tradisi Yasa Peksi Burak tidak hanya melibatkan keluarga inti, tetapi juga melibatkan seluruh masyarakat desa atau lingkungan tempat keluarga tersebut tinggal. Masyarakat turut berpartisipasi dengan memberikan dukungan moral, bantuan dalam persiapan, serta hadir dalam upacara sebagai bentuk solidaritas dan kebersamaan dalam merayakan kehidupan baru.

situs kratonjogja.id
situs kratonjogja.id

Kesimpulan

Yasa Peksi Burak merupakan tradisi yang kaya akan nilai-nilai kehidupan, kebersamaan, dan spiritualitas dalam budaya Yogyakarta. Melalui tradisi ini, masyarakat menghormati kelahiran sebagai anugerah yang besar, serta mengungkapkan rasa syukur dan harapan akan masa depan yang cerah bagi bayi dan keluarga. Tradisi ini bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga merupakan wujud dari kearifan lokal dan kebersamaan dalam memelihara nilai-nilai tradisional yang kaya akan makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun