Tradisi Yasa Peksi Burak yang unik dan khas dari Yogyakarta, Indonesia, yang dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi dengan penuh makna dan simbolisme. Tradisi Yasa Peksi Burak merupakan bagian penting dari budaya Jawa yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai Yasa Peksi Burak dan bagaimana tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Yogyakarta. Tim Hamzah Batik ingin mengajak kalian untuk mengenal lebih lanjut tentang tradisi Yasa Peksi Burak.
Asal-Usul Tradisi Yasa Peksi Burak
Yasa Peksi Burak berasal dari kata "Yasa" yang artinya "upacara" atau "ritual" dalam bahasa Jawa, dan "Peksi Burak" yang mengacu pada legenda makhluk mitos dalam kebudayaan Jawa, Burak. Burak adalah makhluk mirip kuda yang dipercayai membawa Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan malamnya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kembali dalam peristiwa Isra Mi'raj.
Simbolisme dan Makna
Tradisi Yasa Peksi Burak penuh dengan simbolisme dan makna yang dalam. Bayi yang baru lahir dianggap sebagai karunia dari Tuhan dan memiliki potensi untuk membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi keluarga dan masyarakat. Melalui Yasa Peksi Burak, orang tua dan keluarga memohon perlindungan dan berkah dari Tuhan untuk bayi yang baru lahir.
Pelaksanaan Tradisi
Pada saat kelahiran bayi, tradisi Yasa Peksi Burak dimulai dengan persiapan yang cermat oleh keluarga. Biasanya, beberapa hari setelah kelahiran, keluarga mengundang seorang dalang atau sesepuh yang akan memimpin upacara tersebut. Dalang akan melakukan serangkaian ritual yang melibatkan doa-doa, mantra-mantra, serta penyampaian nasihat-nasihat kepada bayi dan keluarga.
Perlengkapan Tradisional
Dalam tradisi Yasa Peksi Burak, terdapat beberapa perlengkapan tradisional yang penting. Salah satunya adalah gunungan, yang merupakan tumpukan makanan dan perlengkapan lainnya yang disusun dalam bentuk gunung mini. Gunungan ini melambangkan keberuntungan, kemakmuran, dan kesuksesan bagi bayi dan keluarga. Selain itu, juga terdapat sesajen dan berbagai macam hiasan yang dipersembahkan sebagai tanda syukur kepada Tuhan.
Peran Masyarakat
Tradisi Yasa Peksi Burak tidak hanya melibatkan keluarga inti, tetapi juga melibatkan seluruh masyarakat desa atau lingkungan tempat keluarga tersebut tinggal. Masyarakat turut berpartisipasi dengan memberikan dukungan moral, bantuan dalam persiapan, serta hadir dalam upacara sebagai bentuk solidaritas dan kebersamaan dalam merayakan kehidupan baru.
Kesimpulan
Yasa Peksi Burak merupakan tradisi yang kaya akan nilai-nilai kehidupan, kebersamaan, dan spiritualitas dalam budaya Yogyakarta. Melalui tradisi ini, masyarakat menghormati kelahiran sebagai anugerah yang besar, serta mengungkapkan rasa syukur dan harapan akan masa depan yang cerah bagi bayi dan keluarga. Tradisi ini bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga merupakan wujud dari kearifan lokal dan kebersamaan dalam memelihara nilai-nilai tradisional yang kaya akan makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H