Mohon tunggu...
Hamzah Batik Official
Hamzah Batik Official Mohon Tunggu... Seniman - Dunia Batik dan Cinderamata
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hamzah Batik merupakan Pusat Batik, Cinderamata dan Oleh-oleh terbesar di Yogyakarta yang beralamat di Jl. Malioboro.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Akulturasi Budaya di Kampung Pecinan Ketandan Yogyakarta

23 Januari 2024   13:34 Diperbarui: 23 Januari 2024   13:40 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
situs hamzahbatik.co.id

Yogyakarta, kota budaya dengan warisan sejarah yang kaya, menyimpan sebuah permata bernama Kampung Ketandan. Tersembunyi di balik keramaian kota, kampung ini menawarkan pengalaman unik yang memadukan keindahan sejarah, kehidupan budaya yang beragam, dan pesona tradisional. Artikel ini tim Hamzah Batik mengajak Anda untuk menjelajahi keunikan Kampung Ketandan di Yogyakarta.

Sejarah dan Asal Usul Kampung Ketandan

Kampung Ketandan memiliki akar sejarah yang dalam, melibatkan peran signifikan dalam perkembangan kota Yogyakarta. Berdiri pada abad ke-19, kampung ini awalnya merupakan tempat tinggal bagi pedagang Tionghoa yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan kota ini.

Arsitektur yang Mempesona:

Salah satu daya tarik utama Kampung Ketandan adalah arsitektur khas Tiongkok yang masih terjaga dengan baik. Bangunan-bangunan tua dengan atap bertingkat, pintu-pintu berwarna cerah, dan dinding-dinding ornamen menambah daya tarik visual dan sekaligus menyampaikan pesan sejarah yang tak ternilai.

situs hamzahbatik.co.id
situs hamzahbatik.co.id

Keberagaman Budaya dan Religius:

Kampung Ketandan menjadi rumah bagi berbagai komunitas, baik etnis Tionghoa maupun penduduk lokal. Kuil Than Tiaw yang terkenal adalah pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan, memainkan peran penting dalam mempertahankan dan merayakan tradisi-tradisi Tionghoa. Kehidupan religius yang harmonis menjadi contoh bagi keragaman masyarakat di Yogyakarta.

Tradisi dan Festival:

Setiap tahun, Kampung Ketandan menjadi tempat penyelenggaraan berbagai festival dan perayaan Tionghoa. Festival Cap Go Meh, misalnya, menarik pengunjung dengan pertunjukan seni tradisional, pawai budaya, dan kegiatan menyenangkan lainnya. Tradisi ini memberikan gambaran hidup tentang keberagaman budaya yang melekat di kampung ini.

Kuliner Khas:

Warung-warung tradisional di Kampung Ketandan menawarkan beragam hidangan khas Tionghoa. Pengunjung dapat menikmati makanan lezat seperti bakmi, bakso, dan dimsum yang disajikan dengan cita rasa autentik. Pengalaman kuliner di kampung ini menjadi sebuah perjalanan rasa yang menggoyang lidah.

situs hamzahbatik.co.id
situs hamzahbatik.co.id

Inisiatif Pemberdayaan Masyarakat:

Kampung Ketandan tidak hanya menjadi objek pariwisata, tetapi juga mengalami upaya pemberdayaan masyarakat. Program-program revitalisasi dan pelestarian warisan budaya dilakukan untuk menjaga keberlanjutan kampung ini, menciptakan hubungan yang erat antara generasi tua dan muda.

Kesimpulan:

Kampung Ketandan di Yogyakarta adalah bukti hidup akan keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia. Dengan sejarah yang panjang, arsitektur yang indah, tradisi yang kuat, dan keberagaman kuliner, kampung ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang kehidupan dan budaya masyarakat Tionghoa di Yogyakarta. Sebuah perjalanan ke Kampung Ketandan adalah penyelamatan diri ke dalam pesona tradisional dan sejarah yang membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata yang paling menarik di Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun