[caption caption="salah satu sudut wajah dalam kota Lasusua Kab.Kolut-Sulawesi Tenggara (foto penulis)"][/caption]Hasrat menuliskan keindahan Kolaka Utara (Kolut) tak berhenti pada alamnya yang mempesona, sehingga ada saja yang menyebutnya sebagai surga di Teluk Bone (baca di sini). Satu hal yang tak bisa terlewatkan adalah gadis-gadisnya yang ceria dengan khas suku kedaerahan yang mempengaruhinya, Bugis dan Mekongga.
Melukiskan gadis-gadis Kolut seolah memoles mutiara yang menambah romantisme Kota Lasusua, ibukota Kabupaten Kolut-Sulawesi Tenggara. Sulit rasanya melukiskan dalam untaian kata sebab gadis-gadis Kolut tak bisa dilukiskan hanya dalam beberapa kata seperti Manado yang putih, seksi dan berjiwa entertainment, atau gadis Makassar yang berdialeg khas, pesolek, tetapi pemalu.
[caption caption="Pesona lain Kota Lasusua-Kolut..Gadisnya.... (foto penulis)"]
Gadis Kolut punya dimensi lain jika memandang raut wajahnya, gontai jalannya hingga caranya berkomunikasi dengan orang lain. Terasa ada kelembutan, terasa ada keteduhan dan romantisme manakala berdua menyusuri alam Kota Lasusua yang mempesona. Banyak sumber menyebut jika kemolekan gadis-gadis Kolut adalah akulturasi genetika dari beberapa suku yang berdiam di sana. Bugis, Mekongga, Toraja, Luwu. Karenanya sulit mengklaim dari trah mana kemolekan gadis-gadis itu.
Yang pasti, kesemuan wajah dengan mata agak menyipit, dan warna kulit yang cerah seolah bercerita jika gadis-gadis itu bergenetika Jepang. Mungkin ada kaitannya dengan peristilahan lahirnya sebuah desa di sana, yakni Desa Nippong-E, Kecamatan Lambai Kabupaten Kolut. Kata Nippong, (Nippon) adalah sebutan militer Jepang yang pernah berkuasa di Indonesia.
“Konon Desa Nippong-E awalnya adalah kawasan pelarian militer-militer Jepang, setelah mengetahui kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Dunia ke-2 di tahun 1942” ujar Andi Adha Arsyad, putera seorang veteran RI yang ayahnya berasal di kawasan Kolut.
[caption caption="ornamen-ornamen di pesisir kota lasusua-kolut"]
[caption caption="ornamen lainnya penghias publik space pantai lasusua (foto penulis)"]
Dalam literatur kesejarahan lokal di sana, Kabupaten Kolut dan daerah eks induknya Kabupaten Kolaka adalah dua kabupaten di Sulawesi Tenggara yang memang dikenal oleh warga setempat sebagai basis-basis perlawanan Laskar BKR dan TKR melawan tentara NICA di zaman pergerakan kemerdekaan RI.
Ada beberapa kisah-kisah heroik yang tersisa di sana seperti kontak senjata para pejuang dengan NICA-Belanda di Lasusua, di Latou, di Lambai, Mala-mala, Lelewao dan Batu Putih. Bahkan di Kolut terdapat sebuah kawasan oleh masyarakat setempat disebut dengan Labuandala. Sebenarnya, kata Labuandala adalah dialeg warga untuk menyebut kata ‘Pelabuhan Alam’ yang berada di teluk Desa Totallang, Kolut. Pelabuhan yang sebenarnya menyimpan kisah masa lalu sebagai bandar persinggahan para saudagar Bugis-Makassar, termasuk bandar militer tentara Belanda dan Jepang di masa lalu.
[caption caption="pose bersama gadis Kolut di rumah karang 'pasitoddo' Kab. Kolut (foto penulis)"]
[caption caption="wajah kota lasusua, kabupaten kolut-sulawesi tenggara (foto penulis)"]
Bercerita tentang gadis Kolut serta heroisme perjuangan masa lalu, tak ada bedanya dengan mengisahkan Kota Cimahi-Jawa Barat yang dipublikasi besar-besaran oleh Pemda-nya sebagai kota militer di Indonesia. Ini juga disadari oleh Bupati Kolut, Rusda Mahmud yang menyadari jika wilayah yang dipimpinnya itu memiliki khazanah kekayaan budaya yang menyimpan situs-situs bersejarah. “Kami mulai memikirkan dan memetakan kawasan-kawasan dimaksud, agar Kolut tak hanya terbangun dari sisi infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan di sektor budaya berbasis local, termasuk memelihara situs-situs tersebut” ujar Bupati Rusda Mahmud dalam beberapa nukilan diskusinya dengan penulis.
Masih Soal Gadis Kolut..
Hehehe…menyusuri keindahan Kota Lasusua-Kolut tak jujur rasanya mengurai kenikmatan itu tanpa bercerita tentang gadis-gadisnya, seperti awalan tulisan ini. Ada nuansa romantisme ketika mencandai dua gadis belia yang menemani perjalanan ini, baik saat menyusuri keindahan Teluk Bone maupun saat berpetualang di rentetan pegunungan Mekongga yang indah dan menggairahkan adrenalin.
Iin dan Linda, dua gadis yang mewarnai perjalanan sepekan di wilayah itu, seolah menarik perjalanan ini pada lorong-lorong waktu ke masa muda, masa di saat membujang, masa dimana mengarungi lautan asmara. Apalagi bumbu keindahan alam Kolut di Kota Lasusua yang dipermak pemerintahnya sebagai kota modern di tengah alam pengunungan yang sejuk. Apalagi wajah kota ini dipolesi dengan baluran buih pantai Teluk Bone, seolah mengucapkan selamat datang ke Kota Lasusua.
Heemm…bahkan karena kesempurnaan rasa itu, terasa ingin mengucap kalimat; “saya jatuh cinta pada salah satu gadis itu..”
Tetapi apapun rasa yang muncul saat menikmati kecantikan gadis-gadis Lasusua dan romantisme kotanya, terbetik rasa ingin memuji kepemimpinan Bupati Rusda Mahmud yang sukses membangun infrastruktur daerah itu dengan memanfaatkan potensi lokal daerahnya.
[caption caption="salah satu gerbang wisata yang sementara dibangun (foto penulis)"]
[caption caption="Bupati Kolaka Utara (Kolut), Rusda Mahmud saat memimpin rapat kerja (foto penulis)"]
Rusda seolah mentasbihkan dirinya sebagai seorang pekerja, seorang seniman, seorang pembangun. Tetapi yang juga di kenal sebagai seorang yang tegas dan keras dalam berobsesi. Sebab tak mudah membangun wilayah yang dikenal sebagai basis-basis perjuangan dan perlawanan Kahar Muzakkar, yang di masa lalu disebut sebagai area merah ‘gerembolan’. Memang Rusda Mahmud bukanlah pemimpin sempurna di mata rakyatnya, ada saja celah untuk mengkritiknya. Tetapi apa yang dibuatnya di Kolut menegaskan jika ia pantas dianggap sebagai kepala daerah terbaik yang dimiliki Sulawesi Tenggara saat ini.
Karena itu, tak elok rasanya jika tak mengajak Anda untuk berpetualang di daerah itu, menikmati sepenggal surga baru di utara Teluk Bone, sepenggal surga di daratan provinsi Sulawesi Tenggara. Mau???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H