Mohon tunggu...
Hamzah Palalloi
Hamzah Palalloi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

masih belajar menulis, masih belajar membaca dan masih belajar memberi makna. senang rasanya jika berbagi dengan orang lain. banyak berdomisili di jakarta, tetapi bermukim di Kota Baubau-Sulawesi Tenggara..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gadis Kolut, Romantisme dan Heroisme Kota Lasusua

3 Agustus 2015   17:33 Diperbarui: 3 Agustus 2015   17:33 2405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="wajah kota lasusua, kabupaten kolut-sulawesi tenggara (foto penulis)"]

[/caption]

Bercerita tentang gadis Kolut serta heroisme perjuangan masa lalu, tak ada bedanya dengan mengisahkan Kota Cimahi-Jawa Barat yang dipublikasi besar-besaran oleh Pemda-nya sebagai kota militer di Indonesia. Ini juga disadari oleh Bupati Kolut, Rusda Mahmud yang menyadari jika wilayah yang dipimpinnya itu memiliki khazanah kekayaan budaya yang menyimpan situs-situs bersejarah. “Kami mulai memikirkan dan memetakan kawasan-kawasan dimaksud, agar Kolut tak hanya terbangun dari sisi infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan di sektor budaya berbasis local, termasuk memelihara situs-situs tersebut” ujar Bupati Rusda Mahmud dalam beberapa nukilan diskusinya dengan penulis.

Masih Soal Gadis Kolut..
Hehehe…menyusuri keindahan Kota Lasusua-Kolut tak jujur rasanya mengurai kenikmatan itu tanpa bercerita tentang gadis-gadisnya, seperti awalan tulisan ini. Ada nuansa romantisme ketika mencandai dua gadis belia yang menemani perjalanan ini, baik saat menyusuri keindahan Teluk Bone maupun saat berpetualang di rentetan pegunungan Mekongga yang indah dan menggairahkan adrenalin.

Iin dan Linda, dua gadis yang mewarnai perjalanan sepekan di wilayah itu, seolah menarik perjalanan ini pada lorong-lorong waktu ke masa muda, masa di saat membujang, masa dimana mengarungi lautan asmara. Apalagi bumbu keindahan alam Kolut di Kota Lasusua yang dipermak pemerintahnya sebagai kota modern di tengah alam pengunungan yang sejuk. Apalagi wajah kota ini dipolesi dengan baluran buih pantai Teluk Bone, seolah mengucapkan selamat datang ke Kota Lasusua.

Heemm…bahkan karena kesempurnaan rasa itu, terasa ingin mengucap kalimat; “saya jatuh cinta pada salah satu gadis itu..”

Tetapi apapun rasa yang muncul saat menikmati kecantikan gadis-gadis Lasusua dan romantisme kotanya, terbetik rasa ingin memuji kepemimpinan Bupati Rusda Mahmud yang sukses membangun infrastruktur daerah itu dengan memanfaatkan potensi lokal daerahnya.

[caption caption="salah satu gerbang wisata yang sementara dibangun (foto penulis)"]

[/caption]

[caption caption="Bupati Kolaka Utara (Kolut), Rusda Mahmud saat memimpin rapat kerja (foto penulis)"]

[/caption]

Rusda seolah mentasbihkan dirinya sebagai seorang pekerja, seorang seniman, seorang pembangun. Tetapi yang juga di kenal sebagai seorang yang tegas dan keras dalam berobsesi. Sebab tak mudah membangun wilayah yang dikenal sebagai basis-basis perjuangan dan perlawanan Kahar Muzakkar, yang di masa lalu disebut sebagai area merah ‘gerembolan’. Memang Rusda Mahmud bukanlah pemimpin sempurna di mata rakyatnya, ada saja celah untuk mengkritiknya. Tetapi apa yang dibuatnya di Kolut menegaskan jika ia pantas dianggap sebagai kepala daerah terbaik yang dimiliki Sulawesi Tenggara saat ini.

Karena itu, tak elok rasanya jika tak mengajak Anda untuk berpetualang di daerah itu, menikmati sepenggal surga baru di utara Teluk Bone, sepenggal surga di daratan provinsi Sulawesi Tenggara. Mau???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun