Mohon tunggu...
Hamzah Palalloi
Hamzah Palalloi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

masih belajar menulis, masih belajar membaca dan masih belajar memberi makna. senang rasanya jika berbagi dengan orang lain. banyak berdomisili di jakarta, tetapi bermukim di Kota Baubau-Sulawesi Tenggara..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negarawan-nya Seorang Prabowo dan Kepantasan Untuk Memilihnya.

4 Juli 2014   12:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:32 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai simpatisan Pak Prabowo-Hatta, maka menarik mengkaji ‘apa saja’ yang diperlihatkan Pak Prabowo dalam kapasitasnya sebagai tokoh yang paling layak menjadi Presiden di republik ini. Mulai dari ketika mengikuti debat Capres, dimana Pak Prabowo menampilkan dirinya bukanlah sebagai ‘pemburu’ yang ingin menjatuhkan rivalitas debatnya, bahkan ketika berusaha disudutkan dengan persoalan HAM yang selalu di arahkan padanya, Pak Prabowo tak ingin mengkambing-hitamkan seseorang, dan hanya meminta agar mempertanyakan kepada ‘atasannya’ saat itu.

Juga hal-hal teknis, Pak Prabowo bukanlah sosok tipe ‘menggurui’ rivalitasnya dan memilih mendengarkan dengan serius sembari mengeluarkan statemen-statemen menyejukkan, termasuk kepada semua audien yang menyaksikan langsung acara debat itu. Bahkan saat membahas persoalan tentang ‘ketahanan negara’ yang merupakan ‘lahapannya’, Pak Prabowo tidak menunjukkan kegigihannya untuk menujukkan detil-detil tentang Pertahanan dan keamanan. Ia malah membiarkan lawan debatnya untuk berbicara sedetail mungkin tentang apa-apa yang sesungguhnya, mungkin hanya ‘pengetahuan sesaat’ yang diperoleh dari masukan para tim sukses.

Pak Prabowo lebih memilih kalimat, bangsa ini akan dihormati bangsa lain, jika rakyatnya makmur dan sejahtera. Sebuah pernyataan mendalam dan lebih mengekspektasikan, jika pertahanan hanyalah salah satu dari seribu satu persoalan bangsa yang harus dibenahi, diperbaiki namun tetap mempertahankan hal-hal baik yang sudah dilakukan pemimpin sebelumnya.

Bahkan ketika bertanya tentang peran Indonesia di Laut Cina Selatan, dimana Indonesia memiliki kepentingan besar di dalamnya, dan lawan debatnya menjawabnya sebagai sesuatu dimana kita tak perlu masuk di dalamnya. Pak Prabowo juga tidak ‘memburunya’, meskipun pertanyaan itu sebagai isyarat jika ia memahami benar persoalan-persoalan di Laut Cina Selatan, dimana sebagaian wilayah NKRI ada di kawasan itu.

Ya itulah Pak Prabowo, tak ingin menjatuhkan apalagi mempermalukan rival debatnya. Bahkan ia kerap terlihat bertepuk tangan sebagai penghargaan kepada siapa yang menjadi lawan bicaranya. Ini bukan pencitraan. Inilah Pak Prabowo yang benar-benar menghargai keberadaan orang lain...

Prabowo Presiden, Kita Tak malu
Ini ungkapan banyak simpatisan Pak Prabowo terhadap kapasitas beliau. Dari segi bibit, bebet dan bobot, Pak Prabowo adalah putra  seorang pejuang kemerdekaan, Begawan ekonomi, memiliki kemampuan, kecerdasan, mapan ekonomi dan penampilannya yang ganteng, tegas, berwibawa dan sangat mengayomi, adalah gesture dan postur ideal seorang pemimpin besar, apalagi ia didampingi tokoh sekaliber Hatta Rajasa yang sangat kapabel di pemerintahan sebagai menteri Negara beberapa periode.

Bangsa Indonesia harusnya bangga memiliki tokoh-tokoh sekelas Pak Prabowo dan Pak Hatta, kita tak akan malu jika berhadapan dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya, sebab kedua tokoh ini piawai dalam memainkan peran diri dan negaranya. Kita tidak perlu larut dalam situasi menjatuhkan, toh pilihan tetap pada kita semua rakyat bangsa ini. Apalagi visi besar Prabowo-Hatta adalah menjadikan Indonesia sebagai ‘macan Asia’, sebagai konotasi Indonesia akan tampil sebagai Negara kuat di benua Asia, kuat di semua sector; ideology, politik, social budaya dan pertahanan keamanan. Dan paling terpenting bahwa rakyat Indonesia menjadi rakyat yang sejahtera, berdaulat dan bermartabat.

Karenanya jangan malu untuk memilih Pak Prabowo - Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Sebaliknya, kita harus malu jika bangsa ini digerus kekayaannya oleh bangsa asing, malu jika kita diadu oleh bangsa lain, malu jika pemimpin kita menjadi candaan bangsa lain, dan malu karena rakyat kita tak bisa bangkit dari kemiskinannya, dan karena hegemoni politik yang mendera pemimpin kita.

Karenanya Prabowo-Hatta masih yang terbaik untuk seluruh Rakyat Indonesia.

------------------------
Menteng di Pagi Hari, 4 Juli 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun