Mohon tunggu...
Hamsina Halisi 1453
Hamsina Halisi 1453 Mohon Tunggu... Penulis - Nama lengkap Hamsina Halisi, lahir di Ambon 10 September 1986. Saat ini aktif disalah satu organisasi di Indonesia dan komunitas sebagai aktivis dakwah. Selain itu sedang menggeluti dunia kepenulisan.

Menulis adalah cara untuk merubah peradaban dan mengikat ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Money

Impor Garam, Sudah Tawarkah Air Laut Indonesia?

6 April 2021   12:03 Diperbarui: 6 April 2021   12:12 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sedari dulu, segala bentuk permasalahan pangan dihadapi dengan solusi instan tanpa memikirkan dampaknya bagi rakyat. Impor dijadikan jalan pintas jangka pendek padahal hasil produksi pangan dalam negeri sendiri begitu melimpah ruah. Bukti tabiat dari sistem ekonomi neoliberal terbukti hanya memakmurkan kepentingan kapitalis di atas penderitaan rakyat.

Jika permasalahan ini tanpa adanya solusi yang real, entah bagaimana nasib para petani kedepannya. Sebab, hampir tiap tahunnya pemerintah selalu membuka kran impor meskipun berdalih dengan janji-janji manis untuk menghentikan aktivitas impor, namun semua bagai duri menusuk hati.

Oleh karena itu, sudah saatnya kita kembalikan permasalahan pangan ini kepada sistem Islam. Ditambah adanya kekuatan negara yang memegang kendali serta regulasi dalam mengatur segala bentuk kebijakan terkait pemenuhan pangan dan pengolahannya. Negara pun berkewajiban memberikan kesejahteraan terutama kepada para petani dalam menggalakan hasil produksi lokal dalam negeri.

Tak hanya itu, negara pun wajib menunjukan taringnya kepada kapitalis asing dan tidak lemah dibawah tekanan asing ketika mereka memasarkan produknya di pasar domestik. Pengelolaan pangan yang dilandasi atas ekonomi Islam, dan dengan adanya kekuatan negara sebagai pemegang kendali kekuasaan akan semakin memaksimalkan potensi  kekayaan dalam negeri dan semata-mata dikembalikan untuk kepentingan rakyat.

Maka, inilah yang seharusnya diterapkan yakni kembali kepada sistem ekonomi Islam dengan landasan iman kepada Allah SWT negara akan mampu menjalankan fungsi serta perannya dalam mengurusi rakyat. Dan semua ini hanya mampu terwujud dalam bingkai khilafah Islamiyyah dengan penerapan aturannya secara kaffah dalam setiap sendi kehidupan. Wallahu A'lam Bishshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun