Mohon tunggu...
Hamsiah Hamsi
Hamsiah Hamsi Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Literasi

Pegiat yang ingin membuka bawasan dunia lewat membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membentuk Karakter Anak Mandiri Lewat Karya Sastra

17 Februari 2021   10:00 Diperbarui: 17 Februari 2021   10:08 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul : Kereta Malam Menuju Harlok

Penulis: Maya Lestari GF

Penerbit : Indiva

Cetakan: Januari 2021

Tebal: 144 Halaman

ISBN: 978-623-253-017-1

Peresensi : Hamsiah*

Buku adalah media terbaik untuk memperoleh informasi, mengetahui dunia, dan membentuk karakter. Lewat tulisan, seorang anak akan tampak berbeda satu sama lain, yang terbiasa dengan buku dengan anak bahkan tidak menyukai membaca buku.

Dunia anak adalah dunia yang unik. Waktu terbaik sebagai orang tua untuk menanamkam pendidikan karakter. Anak yang tumbuh dengan didikan dan karekter yang baik. Kelak di masa depan tumbuh dan mampu berdiri secara mandiri, tingkat hidup, tingkat depresi, dan juga kualitas hidup akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang lemah atau bahkan tidak mendapat pendidikan karakter baik sedari awal.

Modern ini, dengan kemajuan teknologi, sudah tidak bisa ditolerir lagi, kehidupan ada di dalam genggaman---dalam gadget, di ujung anak jari---Informasi bertebaran di gawai, anak-anak bebas mengakses kapan dan di mana saja.

Jika tidak dibiasakan, anak cenderung lebih suka menghabiskan waktunya di depan gawai berjam-jam. Ini kondisi yang sangat memprihatinkan jika tidak segera diatasi.

Orang tua yang sibuk bekerja, alasan mengumpulkan materi demi tercukupi kebutuhan sang anak, agar anak bisa berkecukan hidupnya, dan tidak menderita.

Alasan yang klasik sebenarnya, dan inilah yang paling banyak dilupakan oleh orang tua. Yakni menanamkan pendidikan karekter anak sejak usia dini.

Banyak di luar sana, anak yang hidupnya berkecukupan. Namun, kekurangan kasih sayang dan perhatian orang tua. Biasanya, memiliki sifat yang lebih buruk dibandingkan dengan anak yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang baik dari kedua orang tuanya.

Terlalu menyerahkan tanggungjawab pendidikan karakter anak ke sekolah. Padahal, tidak semudah itu. Peran orang tualah yang menjadi banteng utama dalam membentuk karakter anak.

Buku Kereta Malam Menuju Harlok karya Maya Lestari GF yang diterbitkan oleh Indiva Media Kreasi ini merupakan buku pembentukan karakter.

Menceritakan kisah Tamir si anak yang cacat yang tinggal di Panti Asuhan. Bersama teman-temannya yang lain. Cerita berlatarkan fantasi, anak diajak untuk berimajinasi dan berfikir kreatif.

Imajinasi dimulai ketika, Tamir yang dijemput oleh kereta malam misterius bersama derasnya petir. Ia lalu dibawa ke suatu tempat yang jauh dari permukaan bumi. Dibawa menuju ke sebuah lokasi tambang dengan memperkerjakan anak-anak yang kesepian tidak memiliki orang tua.

Mereka harus bekerja untuk seorang mandor yang namanya Vled. Vled adalah seorang penjahat yang tidak segan-segan menghukum anak-anak yang berani untuk kabur.

Lalu, dimana pendidikan karekter itu didapat?

Nah, Penulis, Maya Lestari GF dalam beberapa tulisannya selalu memiliki pola tersendiri. Dalam tulisan ini, pola yang diberikan adalah anak-anak diberikan masalah, lalu bagaimana masalah itu bisa dipecahkan atau diselesaikan. Masalah yang dihadapi tidak langsung menemui solusi, ini bertujuan agar anak mampu berfikir lebih kritis lagi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Jika solusi pertama, tidak berhasil, maka anak diiring lewat cerita untuk menemukan solusi selanjutknya dalam mencari solusi agar masalah yang dihadapi bisa di selesaikan.

Ini sebenarnya adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk anak-anak. Pelajaran yang sangat berharga sekali. Kelak karekter inilah yang dibutuhakn anak di kehidupan mendatang. Untuk mengahadp hidup yang real.

Cerita tamir ini seru, meski mengandung bawang. Artinya latar yang diambil memang sedikit memberikan kesedihan, karena tokoh yang diangkat itu tadi. Anak panti asuhan khusus anak yang berkebutuhan khusus yang tidak memiliki keluarga lagi. Harus bertahan dan berjuan untuk bertahan hidup. Apalagi itu adalah malam lebaran. Yang identic dengan berkumpul bersama keluarga.

Latar yang dipilih, penulis ingin menyampaikan dan memberikan gambaran kepada anak agar lebih bersimpati kepada teman-teman yang tidak seberuntung mereka. Ada diluar sana yang berjuang dengan gigih untuk bisa sekolah, untuk makan, dan untuk apapun itu.

Disini, anak diajak melihat ke kondisi diluar zona nyaman, belajar bersimpati, belajar berjuang, belajar berani, dan belajar membuat strategi.

Karakter gigih digambarkan lewat tokoh Tamir yang cacat harus bekerja mencari Seruni---semacam batuan mulia---dalam jumlah yang lebih banyak dari teman yang lain. Apa yang terjadi? Secara logika tidak mungkin Tamir bisa melakukan hal itu dengan kondisi seperti itu!

Pada kodisi di atas, Tamir tetap gigih bekerja dan mengumpulkan batu Seruni, agar tidak kena hukuman, lalu teman dengan rasa simpati membantu Tamir, mereka yang kelebihan memberikan hasil pengerukan batu ke Tamir. Alhasil Tamir tidak mendapatkan hukuman.

Lebih seru, di bagian Inspeksi halaman 103. Sosok Tamir mampu memberikan solusi dan membuat ide kreatif saat pemeriksaan oleh inspektorat---semua orang ingin terbebas dari Harlok dan ingin kembali---ia dengan sagat kreatif memberi tahu keadaan sebenarnya tanpa diketahui oleh Vled yang jahat.

Buku ini juga memberikan gambaran kepada anak tentang kerjasama yang baik, dan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Dengan kerjasamalah pekerjaan menjadi lebih mudah. Karena manusia adalah mahluk sosial, jadi manusia perlu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik.

Buku ini merupakan buku yang dikatakan sebuah buku yang asyik, tidak membosankan, apalagi dibumbui dengan latar fantasi. Lebih identik dengan kehidupan anak-anak yang masih menyukai dunia fantasi.

Dikemas dengan Bahasa yang simple dan mudah dimengerti, menjadikan buku ini tidak membosankan. Dengan tokoh-tokoh yang unik dan imajinasi yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun