Mohon tunggu...
Hamsiah Hamsi
Hamsiah Hamsi Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Literasi

Pegiat yang ingin membuka bawasan dunia lewat membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membentuk Karakter Anak Mandiri Lewat Karya Sastra

17 Februari 2021   10:00 Diperbarui: 17 Februari 2021   10:08 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang tua yang sibuk bekerja, alasan mengumpulkan materi demi tercukupi kebutuhan sang anak, agar anak bisa berkecukan hidupnya, dan tidak menderita.

Alasan yang klasik sebenarnya, dan inilah yang paling banyak dilupakan oleh orang tua. Yakni menanamkan pendidikan karekter anak sejak usia dini.

Banyak di luar sana, anak yang hidupnya berkecukupan. Namun, kekurangan kasih sayang dan perhatian orang tua. Biasanya, memiliki sifat yang lebih buruk dibandingkan dengan anak yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang baik dari kedua orang tuanya.

Terlalu menyerahkan tanggungjawab pendidikan karakter anak ke sekolah. Padahal, tidak semudah itu. Peran orang tualah yang menjadi banteng utama dalam membentuk karakter anak.

Buku Kereta Malam Menuju Harlok karya Maya Lestari GF yang diterbitkan oleh Indiva Media Kreasi ini merupakan buku pembentukan karakter.

Menceritakan kisah Tamir si anak yang cacat yang tinggal di Panti Asuhan. Bersama teman-temannya yang lain. Cerita berlatarkan fantasi, anak diajak untuk berimajinasi dan berfikir kreatif.

Imajinasi dimulai ketika, Tamir yang dijemput oleh kereta malam misterius bersama derasnya petir. Ia lalu dibawa ke suatu tempat yang jauh dari permukaan bumi. Dibawa menuju ke sebuah lokasi tambang dengan memperkerjakan anak-anak yang kesepian tidak memiliki orang tua.

Mereka harus bekerja untuk seorang mandor yang namanya Vled. Vled adalah seorang penjahat yang tidak segan-segan menghukum anak-anak yang berani untuk kabur.

Lalu, dimana pendidikan karekter itu didapat?

Nah, Penulis, Maya Lestari GF dalam beberapa tulisannya selalu memiliki pola tersendiri. Dalam tulisan ini, pola yang diberikan adalah anak-anak diberikan masalah, lalu bagaimana masalah itu bisa dipecahkan atau diselesaikan. Masalah yang dihadapi tidak langsung menemui solusi, ini bertujuan agar anak mampu berfikir lebih kritis lagi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Jika solusi pertama, tidak berhasil, maka anak diiring lewat cerita untuk menemukan solusi selanjutknya dalam mencari solusi agar masalah yang dihadapi bisa di selesaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun