Mohon tunggu...
Hamriana Nur
Hamriana Nur Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Don't forget for study

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Glaukoma

16 Juni 2021   05:58 Diperbarui: 16 Juni 2021   06:28 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nyeri tiba-tiba dan berat pada salah satu mata.
Penurunan penglihatan atau penglihatan berkabut.
Mual dan muntah.
Melihat bayangan pelangi di sekitar cahaya.
Mata merah.
Mata terasa bengkak.

*Gejala Glaukoma Kongenital
Gejala glaukoma kongenital berikut ini baru bisa ditemukan setelah bayi berumur beberapa bulan.

Adanya bayangan berkabut di depan mata.
Pembesaran pada salah satu atau kedua bola mata.
Mata merah.
Sensitif terhadap cahaya.
Keluar air mata.

Pemeriksaan yang dilakukan saat diagnosis glaukoma. Dokter akan melihat ke dalam bola mata melalui pupil yang telah dilebarkan. Pemeriksaan tekanan bola mata (tonometri) belum bisa digunakan sebagai patokan pasti diagnosis glaukoma sebab 25 persen penderita glaukoma memiliki tekanan bola mata yang normal. Kondisi ini disebut glaukoma tensi normal.

Berikut beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mendiagnosis glaukoma.

Gonioskopi (menggunakan lensa khusus untuk melihat saluran cairan bola mata).
Tonometri untuk mengetahui tekanan bola mata.
Pencitraan saraf optik.
Respons refleks pupil.
Pemeriksaan retina.
Pemeriksaan slit lamp.
Pemeriksaan lapang pandang.
Pemeriksaan tajam penglihatan.

Tujuan utama pengobatan glaukoma adalah menurunkan tekanan bola mata. Pemilihan metode pengobatan bervariasi, bisa dengan operasi atau obat-obatan, tergantung tipe glaukoma.Tidak ada cara untuk mencegah terjadinya glaukoma. Yang bisa dilakukan hanya mencegah semakin memburuknya kehilangan penglihatan. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat adalah kunci utama untuk mencegah kebutaan akibat glaukoma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun