Mohon tunggu...
Qatrunnada HamparanMelati
Qatrunnada HamparanMelati Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Ritsumeikan Asia Pacific University Japan. Menikmati waktu bersama dengan alam.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Belajar Mencintai Alam dari Orang Jepang: Bermain di Sungai bersama Kunang-kunang

13 Mei 2019   13:42 Diperbarui: 13 Mei 2019   16:40 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Briefing oleh Kame-Kame Club sebelum memulai kegiatan | dokpri

Usaha selama setahun penuh membersihkan sungai terbalaskan sudah dengan keindahan kunang-kunang, yang tiap tahun pun jumlahnya mulai bertambah.

Di bulan Juni tahun 2019 ini, saya juga akan kembali melihat kunang-kunang untuk kembali menikmati hasil dari jerih payah membersihkan sungai sepanjang tahun.

Setelah melepas siput air tawar, para sukarelawan dan Kame-Kame Club berfoto bersama dan selesailah rangkain kegiatan volunteer hari Minggu itu. “Otsukaresamadeshita (お疲れ様でした)” yang berarti “terima kasih atas kerja keras kalian” berulang kali diucapkan Kame-Kame Club kepada kami sebagai tanda apresiasi.

Foto bersama sampah yang kami kumpulkan | dokpri
Foto bersama sampah yang kami kumpulkan | dokpri
Saya belajar banyak hal dengan menjadi sukarelawan membersihkan sungai bersama Kame-Kame Club. Saya belajar tentang kegigihan dan konsistensi dalam memperjuangkan tujuan kita. Seperti Kame-Kame club yang tetap konsisten membersihkan sungai tiap hari Minggu kedua setiap bulan untuk mengembalikan habitat kunang-kunang seperti sedia kala.

Kame-Kame Club juga membuat saya tersadar bahwa usia hanyalah deretan angka, bukan sebuah batasan untuk tetap berkarya, melakukan hal positif, dan berkontribusi untuk lingkungan. 

Saya pun jadi tertantang untuk berbuat lebih banyak terhadap lingkungan. Saya pun juga tersadar untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar kita. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa aksi sekecil membuang sampah sembarangan akan berdampak besar terhadap menurunnya jumlah kunang-kunang di Kota Beppu. 

Bahkan saya pun baru tahu setelah satu tahun menetap di Beppu bahwa ada kunang-kunang di Sungai Hiya. Dari hal tersebut pun saya sadar bahwa apa pun yang kita lakukan, hal kecil sekali pun akan berdampak terhadap lingkungan sekitar. Maka dari itu, sebagai makhluk yang berakal, mari kira menjadi manusia yang bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun