Mohon tunggu...
Hamnur Hanursi
Hamnur Hanursi Mohon Tunggu... -

Saya dilahirkan di sebuah dusun yang teduh nan unyu-unyu bernama Uraso. Didepan rumahku menjulang kokoh pegunungan Kambuna, mensuplai air bagi mengalirnya sungai Uraso, tempat dimana aku dan sahabatku kecil-ku riang bermain. Aku menghirup udara pertama kali di suatu subuh yang sejuk, udara yang segar masuk ke paru-paru-ku, ketika kokok ayam bersahutan menyambut datangnya cahaya pagi. Sang fajar perlahan naik, sinarnya menembus dinding rumah dan mendarat tepat diatas tubuh mungil-ku. Ayahku menyaksikan, lalu berkata NUR (CAHAYA), darisanalah aku diberi nama HAMNUR. HAM berarti daging (tubuh/manusia) NUR berarti CAHAYA. HAMNUR berarti manusia yang...? Ah, apalah arti sebuah nama...? aku hanya berharap, perbuatanku selaras dengan namaku.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebijakan Proletar Salah Kaprah Anies-Sandi

30 Januari 2018   11:37 Diperbarui: 31 Januari 2018   20:41 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Proletar berarti kaum marginal, kelas buruh, ekonomi susah. Kebijakan proletar berarti kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil.

Lalu, apa yg nampak dari 100 hari kebijakan Anies Sandi? Kebijakan Anies-Sandi pro rakyat kecil. Teriak  pendukung beliau diberbagai MEDSOS.

Preet, yg nampak bagiku adalah kebijakan proletar salah kaprah, pencitraan yang tiada tara.

👉 Memfasilitasi PKL dagang dijalan.

Orang2 membualkan itu sebagai salah satu bukti kebijakan Anies berpihak pada rakyat kecil. Namun bagiku itu justru kebijakan terkonyol.

Tidak ada korelasi antara berpihak rakyat kecil dengan memfasilitasi orang berjualan dijalan. Jalanan itu dibuat untuk arus lalulintas, bukan buat pedagang.

Pro rakyat kecil bukan dengan cara membiarkan mereka buka lapak dijalanan, ini salah kaprah. Tetapi mencarikan tempat yg sesuai untuk berdagang yang tidak melanggar tentang fungsi jalan. 

Kebijakan itu justru akan membuka kembali persoalan rumit ibu kota di masa lalu mengenai tata tertib, kesemrawutan, lingkungan kumuh, kemacetan parah.  


So, kebijakan itu jelas bukan kemajuan, tetapi kemunduran! Apakah Anies seorang Doktor lulusan Amerika tidak paham hal sederhana itu?

 👉Legalkan Becak.

Dari sejak jaman Ali Sadikin tahun 1970, setiap gubernur memutar otak bagaimana cara menata Jakarta bebas dr becak. Karena becak dianggap salah satu sumber kemacetan, kesemrawutan kota.

Pandangan bahwa melegalkan becak sama dengan berpihak ke rakyat kecil, adalah ngawur. Ini sama saja membiarkan orang fokus pada profesi itu dan tidak beralih untuk berpikir sumber profesi yg lain. Padahal kita tahu, keuntungan dari narik becak tidak seberapa. Ini justru 'pemasungan pikiran' untuk tetap tidak beranjak dari profesi itu.

Damfak lain dari kebijakan konyol ini, akan mengundang para tukang becak dari daerah sekitar untuk masuk Jakarta. Jika itu terjadi, hal itu akan menimbulkan kembali masalah lama tentang kesemrawutan kota. Jakarta akan semakin kumuh, awut2an dan jauh mundur kebelakang.  

Apakah Anies seorang Doktor lulusan Amerika itu tidak paham dgn hal sederhana itu? Welee welee

 👉PENCITRAAN UNTUK SEBUAH AMBISI

Lalu apa maksud dari kebijakan Anies  yang nampak konyol itu? Saya menduga keras Anies memiliki ambisi lain lebih dari sekedar Gubernur.  Dengan kebijakan seperti itu, beliau ingin memberi kesan bahwa dia pro terhadap orang kecil, lalu berharap orang mempertimbangkan beliau untuk maju sebagai CAPRES 2019 mendatang sebagaimana Pak Jokowi dimasa lalu.

Orang boleh kontra dengan pendapatku, namun sulit bagi saya untuk percaya, bahwa beliau turun ke got aduk2 comberan dengan tangan kosong lalu disorot kamera. Padahal jika tujuannya adalah membersihkan got, dia dengan muda tinggal perintahkan menggunakan alat berat. Disebut apa perbuatan konyol itu jika bukan pencitraan?

Intinya, kebijakan proletar Anies-Sandi adalah salah kaprah, yang ada adalah pencitraan luar biasa. Menyedihkan, disaat kota-kota lain didunia berlomba-lomba menata diri maju kedepan, Jakarta justru nampak akan balik lagi ke belakang. Miris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun