Mohon tunggu...
Mochamad Nasrudin Hidayat
Mochamad Nasrudin Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNUSA fakulitas kesehatan prodi k3

Hobi saya bermain game dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta di Balik Layar

15 September 2024   02:34 Diperbarui: 15 September 2024   02:40 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah kota kecil yang terkenal dengan kafe-kafe lucu dan taman-taman yang asri, hiduplah seorang cowok bernama Arif. Arif adalah pemuda yang humoris, tetapi sangat canggung dalam urusan cinta. Suatu hari, setelah mendengar teman-temannya bercerita tentang aplikasi kencan, ia pun memutuskan untuk mencobanya. Dengan harapan bisa menemukan cinta, ia membuat profil dengan foto terbaiknya---dengan latar belakang kucing peliharaannya yang menggemaskan.

Di sisi lain, ada seorang cewek bernama Sari. Sari adalah seorang seniman yang suka membuat komik lucu. Dia juga baru saja mencoba aplikasi kencan setelah putus cinta. Ketika Arif dan Sari saling swipe, takdir seolah bekerja. Mereka mulai chatting dan menemukan banyak kesamaan, termasuk kecintaan mereka pada komedi.

Setelah beberapa kali chatting, Sari mengusulkan untuk bertemu langsung. Namun, Arif, yang sangat canggung, berusaha mencari cara untuk menghindar. Ia pun berbohong, mengatakan bahwa ia memiliki kucing yang sakit. Sari yang peduli, malah menawarkan untuk datang dan membantu merawat kucing tersebut. Arif panik!

Dengan cepat, Arif bergegas ke pet shop dan membeli kucing mainan, lalu menciptakan skenario dramatis tentang "kucing sakit" yang ternyata sangat lucu. Saat Sari tiba, Arif berusaha keras untuk tidak tertawa. 

"Jadi, di mana kucingnya?" tanya Sari, sambil melihat sekeliling.

"Eh, dia... lagi tidur," jawab Arif sambil menunjuk ke arah kucing mainan yang terletak di sofa. 

Sari mendekat dan mulai memeriksa kucing mainan itu. "Wow, kucing ini sangat... berbakat!" katanya sambil tertawa. Arif merasa lega, meskipun ia tahu ia harus segera jujur.

Setelah beberapa menit canda tawa, Arif akhirnya nekat untuk mengungkapkan kebenaran. "Sari, aku harus bilang yang sebenarnya. Kucing ini... bukan kucing sungguhan."

Sari terkejut sejenak, tetapi kemudian hanya tertawa terbahak-bahak. "Aku tahu! Tapi aku senang kamu mengundangku ke sini. Kita bisa jadi teman yang baik!"

Mereka pun menghabiskan waktu bersama, bercanda dan berbagi cerita, hingga Arif merasa nyaman. Sari bahkan menggambar komik tentang pengalaman konyol mereka, dan Arif menjadi karakter utama yang selalu salah paham.

Seiring berjalannya waktu, mereka semakin dekat. Setiap kali bertemu, Arif berusaha untuk jujur, tetapi selalu ada hal lucu yang terjadi. Dari kencan di kafe yang tiba-tiba kebanjiran hingga kesalahan saat memesan makanan, setiap momen menjadi pengalaman tak terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun