Mahasiswa D3 Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali menunjukkan kontribusi nyata mereka dalam dunia pertanian dengan menciptakan mesin pemipil jagung yang inovatif. Tiga mahasiswa, Andika, Mifta, dan Niken, dibawah bimbingan Teguh Triyono M.Eng dan Dr. Hammar Ilham Akbar telah mengembangkan teknologi ini khusus untuk membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja Kelompok Tani Sumber Rejeki II di Kecamatan Jumantono, Karanganyar. Mesin ini didanai melalui Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM-UNS) Tahun 2024.
Proses pemipilan jagung yang secara tradisional dilakukan secara manual oleh petani seringkali memakan waktu lama dan memerlukan tenaga yang besar. Melihat kondisi ini, Andika, Mifta, dan Niken terdorong untuk merancang mesin yang dapat mempercepat proses tersebut sekaligus mengurangi beban kerja petani.
"Pengalaman kami di lapangan menunjukkan bahwa petani menghadapi tantangan besar dalam pemipilan jagung. Proses manual tidak hanya memakan waktu tetapi juga menguras tenaga," kata Andika, ketua tim pengembang. "Oleh karena itu, kami merasa perlu menciptakan solusi yang praktis dan efisien untuk membantu mereka."
Desain dan Keunggulan Mesin
Mesin pemipil jagung ini dirancang dengan memperhatikan aspek ergonomis dan efisiensi energi. Mifta menjelaskan bahwa mesin ini menggunakan motor listrik dengan konsumsi daya yang rendah, sehingga ramah lingkungan dan ekonomis. "Kami memastikan mesin ini dapat dioperasikan dengan mudah oleh petani dari segala usia. Desainnya kompak dan dapat dipindahkan dengan mudah, sehingga memudahkan penggunaannya di berbagai lokasi," tambah Mifta.
Niken, yang bertanggung jawab dalam aspek teknis, menyebutkan bahwa mesin ini dilengkapi dengan mekanisme pemipil yang presisi dan tahan lama. "Kami menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi untuk memastikan mesin ini tahan terhadap penggunaan jangka panjang dan mampu memipil jagung dengan cepat tanpa merusak biji jagung," ujar Niken.
Pengembangan mesin ini melalui berbagai tahap mulai dari penelitian, desain, hingga uji coba lapangan. "Kami melibatkan petani dalam setiap tahap pengembangan untuk mendapatkan masukan yang berharga. Umpan balik dari mereka sangat penting untuk menyempurnakan desain dan fungsionalitas mesin ini," kata Mifta.
Salah satu petani yang terlibat dalam uji coba, Pak Sutarno, mengungkapkan kepuasannya terhadap mesin ini. "Mesin ini sangat membantu kami. Proses pemipilan yang biasanya memakan waktu berjam-jam kini dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Kami sangat berterima kasih kepada para mahasiswa UNS yang telah memberikan solusi ini," ujar Pak Sutarno.
Pengembangan mesin pemipil jagung ini didanai melalui Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM-UNS) Tahun 2024, sebuah program yang bertujuan mendukung inovasi mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat. Mesin ini tidak hanya memberikan dampak positif dalam hal efisiensi kerja, tetapi juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani.Â
Dengan waktu pemipilan yang lebih singkat, petani dapat memanfaatkan waktu yang tersisa untuk kegiatan produktif lainnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan mereka.
"Ini adalah salah satu wujud nyata dari pengabdian kami kepada masyarakat. Kami berharap inovasi ini dapat diadopsi oleh lebih banyak kelompok tani di berbagai daerah, sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara luas," kata Andika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H