Beberapa saat lalu pemerintah Amerika Serikat mengajukan gugatan terhadap salah satu perusahaan keuangan terbesar di negeri itu, Bank of America (BAC). Perusahaan yang lazim disingkat BofA ini diduga terlibat dalam skema manipulasi terhadap dua perusahaan lain yang sudah dinasionalisasi pemerintah pasca krisis 2008, Freddie Mac dan Fannie Mae.
Selama periode 2007 hingga 2009, BofA melalui anak usahanya turut berperan dalam pembuatan skema yang dirancang untuk mempercepat proses persetujuan kredit perumahan tanpa menilai kualitas proposal debitur terlebih dahulu. Modus ini merupakan aksi yang marak terjadi dan menjadi pemicu krisis keuangan empat tahun silam. Dalam pernyataan resmi Departemen Kehakiman, unit bisnis yang dibeli BofA sejak tahun 2008, Countrywide, dituduh menghasilkan uang bagi induk usahanya dengan cara meng-approve secara sembrono pengajuan kredit perumahan. Portofolio kredit yang sudah diteken kemudian dijual kepada Fannie Mae dan Freddie Mac, yang sejak saat itu langsung dinyatakan pailit. Kedua perusahaan mengalami kerugian mencapai lebih dari $1 miliar dan nilai sitaan yang tidak terhingga.
Berkenaan dengan hal ini, pihak Bank of America belum mengeluarkan pembelaan resmi. Harga saham BAC terakhir kali ditutup pada level $9.31 atau anjlok sekitar setengah persen dari harga pembukaan.
Fannie Mae merupakan perusahaan pembiayaan perumahan yang didirikan pada tahun 1938 atas permintaan presiden Franklin D Roosevelt. Sementara Freddie Mac didirikan pada tahun 1970, guna memberikan kompetisi dengan Fannie Mae.
Baik Fannie Mae maupun Freddie Mac didirikan untuk memberikan pembiayaan perumahan murah bagi rakyat AS. Kedua perusahaan tidak mendapatkan pendanaan sama sekali dari pemerintah AS, namun 5 dari 18 direktur Freddie Mac ditunjuk oleh pemerintah AS.
Fannie Mae memiliki 4.700 pegawai dan bermarkas di Washington, sementara Freddie Mac memiliki 5.000 karyawan dan berlokasi di MacLean, Virginia.
Kedua perusahaan ini tidak memberikan pembiayaan langsung kepada para pembeli rumah. Namun keduanya membantu pasar perumahan AS dengan membelinya dari perbankan dan pihak yang menyewakan rumah, 'mengolahnya' menjadi surat berharga untuk kemudian menjualnya kepada investor.
Kreditor selanjutnya dapat menggunakan hasil dari menjual pinjaman yang dijamin oleh Fannie Mae dan Freddie Mac untuk mendanai pinjaman rumah baru.
Kedua perusahaan itu juga meningkatkan likuiditas dan kemampuan pendanaan hipotek dengan menerbitkan surat utang kepada investor internasional.Tak heran, krisis kedua perusahaan ini mampu menyeret-nyeret juga institusi keuangan internasional. Sejumlah bank-bank investasi diluar AS diketahui juga memiliki eksposure di subprime mortgage AS ini.
Dana yang diperoleh dari penerbitan utang itu selanjutnya digelontorkan lagi ke pasar pembiayaan perumahan, sehingga kreditor dapat mendapatkan modal yang lebih banyak.
Freddie Mac memiliki portofolio utang sekitar US$ 1,5 triliun, sementara Fannie Mae sekitar US$ 700 miliar. Keduanya memiliki atau menjamin US$ 5,2 triliun utang atau sekitar 40% dari total nilai kredit rumah di AS.