Karena kebenaran Al-Quran telah berkali-kali Allah jamin dan mustahil terdapat cacat jika Allah jaminannya, maka Al-Qur'an lah yang menjadi neraca terakhir kita dalam menganalisis suatu hadist untuk diamalkan kandungannya.
Itulah metode yang juga digunakan oleh para ulama-ulama terdahulu dalam menganalisis suatu hadist dalam menguji keontetikannya. Terlepas dari kesalahpahaman atau kekeliruan dalam memahami hadist, yang perlu kita lakukan adalah berupaya maksimal mencari kebenaran yang sesungguhnya, dengan terus belajar dan belajar. Setiap orang tentu bebas mengemukakan pendapatnya, namun sebaik-baiknya pendapat adalah yang berdasar dan dapat dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah Azza Wa Jalla. Semoga Allah senantiasa meridhoi niat baik kita, Aamiiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI