Mohon tunggu...
Muhammad Anza
Muhammad Anza Mohon Tunggu... -

lifetime student..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Memasarkan Presiden ala AS

2 Februari 2014   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:14 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampanye Obama

Barack Obama juga memperlihatkan dirinya sebagai orang imigran yang berhasil mencapai “American Dream” (mimpi amerika), kelas menengah dengan tingkat pendidikan tinggi. Pasangannya Joe Biden memperlihatkan dirinya sebagai bagian dari kelas menengah A.S. yang telah berpengalaman dalam senat. Ini dilakukan untuk menghadang tudingan bahwa Barack Obama sebagai senator untuk periode pertama kalinya disangsikan bisa memimpin A.S. Citra imigran Barack Obama bisa menjadi keunggulan tetapi juga bisa menjadi bumerang. Berkali-kali kubu McCain menyerang Obama yang memiliki nama tengah Husein sebagai teroris dan tidak patriotik.

Posisi McCain agak sulit karena McCain merupakan kandidat dari Partai Republik, partai incumbent. Pada awal kampanye, McCain berusaha menjauhkan dirinya dari citra kedekatan dirinya dengan George W. Bush. Sama-sama mengusung tema perubahan, McCain di awal kampanye banyak mengkritik kebijakan Bush. Di akhir kampanye, strategi kampanye McCain berubah. McCain memposisikan dirinya sebagai orang yang berpengalaman dan patriotik.Dengan moto “Country First” (Negara Lebih Dulu) mempelihatkan bahwa John McCain adalah sosok bipartisan yang telah mengabdi pada negara sejak lama.

Kampanye McCain

Sarah Palin sebagai kandidat wakil presiden pendamping John McCain mencitrakan dirinya sebagai “Hockey Mom” (ibu seorang anak pemain hoki) seorang sosok yang identik dengan kelas menengah bawah dan pekerja. Palin juga membidik pemilih perempuan yang sebelumnya memilih Hilary Clinton yang dikalahkan Obama. Strategi ini sempat meningkatkan peringkat polling John McCain akan tetapi kemudian menurun lagi akibat ketidakmampuan Palin dalam menjawab isu luar negeri dan ekonomi.

Adamson penulis blog brandsimple membandingkan brand citra kandidat dengan merek-merek dagang terkenal. Menurut adamson dia percaya McCain bisa diperbandingkan dengan merek softdrink Coca-Cola. Citra yang dicoba dibentukadalah “sudah terbukti, tentang amerika, keaslian, patriotik, berpengalaman dan pahlawan perang” dengan inti pesannya adalah dia telah ada disana dan telah banyak melakukan hal. Sedangkan Obama jika dibandingkan akan seperti “Pepsi-Cola,” yang diasosiasikan dengan “pilihan dari generasi baru, lebih ke produk penantang yang mencoba untuk mengubah sesuatu,”

Adamson menulis bahwa “Aturan yang paling penting dalam membangun merek yang sukses adalah untuk membangun sesuatu yang kamu ingin wakili dalam pikiran konsumer dan konsisten terhadapnya”. Sebagai persiapan untuk minggu terakhir kampanye 2008 menurut Adamson, “mereka harus melakukan apapun yang dimungkinkan untuk tetapmenerapkan citra yang sejak awal sudah didengungkan.”[3]

Brand Image

Pemilihan Presiden Indonesia

Membangun citra melalui branding adalah hal yang harus dilakukan oleh kandidat presiden Indonesia. Masing masing presiden harus dapat memposisikan dirinya dengan pesan kuat bahwa dirinya berbeda dengan kandidat lainnya. Tanpa pembedaan yang jelas mengakibatkan pemilih kebingungan untuk memilih presiden karena pemilih tidak melihat perbedaan antar kandidat. Kandidat presiden Indonesia masih terjebak pada kebijakan-kebijakan umum tidak spesifik melekat pada individu. Akhirnya adalah kita melihat keseragaman dari segi iklan yang tidak terlalu jelas dan fokus mengejar target tertentu, jenis kampanye yang hampir sama satu sama lain. Akhirnya pemilih lebih memilih berdasarkan kepartaian yang bersifat kelompok bukan pada individu yang terbaik.

Untuk membangun citra adalah proses panjang dan kandidat harus konsisten terhadap citra yang ingin dibangun. Media yang tepat, penyampaian yang tepat dan berulang-ulang menjadi kunci utama membangun citra kandidat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun