Anas : kalian mau lamar kerja apa??
Iwan : rencana saya ingin melamar menjadi pegawai Bank disana.. kau Nasrah?
Nasrah : kalau bisa saya ingin melamar juga sebagai pegawai Bank sama dengan kamu wan.!!
Iwan : ohhh,, bolehlah.. yang jelas Bank yang kita ajukan surat lamaran itu Berbeda, karna biasanya Bank menolak jika ada dua orang berteman..!
Anas : waduh padahal saya juga mau melamar sebagai pegawai Bank disana??? Hahahah.. kenapa tujuan kita semua sama yah?
Entah saat itu sungguh tak ada percakapan awal sebelum kami berangkat meninggalkan kampung halaman, sebelumnya kami hanya saling mengajak dan sepakat menentukan hari untuk berangkat sesuai dengan Kapal yang di jadwalkan. Setibanya kami disana kami menginap di rumah Om dari Anas ia bekerja sebagai Buruh pelabuhan beliau pula yang menjemput kami di Pelabuhan setelah kapalnya Sandar...
Singkat, setelah keesokan harinya kami langsung berpencar dan masing-masing memilih jalan sendiri, namun ada satu hal ternyata yang Uwak tidak sadari kala itu Nak!! yaitu kita butuh Keluarga untuk bisa di terima di Perusahaan itu, dan uwak tak punya keluarga disana uwak hanya perantau yang tak tau apa-apa, lalu beberapa Minggu setelah hari itu, Pangilan Kerja ke dua teman Uwak sudah datang dan untuk Uwak tak ada selembarpun entahkah itu penolakan atau panggilan untuk Wawancara, mereka Berdua kabarnya Lulus tanpa Tes di Bank mereka melamar pekerjaan!!
Dengan hati yang lumayan Kecewa Uwak memalingkan wajah dan seketika meminta Pamit untuk kembali kekampung Halaman, dan mereka berdua juga tak mampu berbuat apa-apa, mereka hanya juga memanfaatkan keluarga dan saya bukanlah keluarga mereka, dengan rasa ketidak enakan itu Uwak memilih pulang dan kembali kesini Merawatmu di sebabkan juga saat itu Uwak mendapat kabar bahwa bapakmu Meninggal tertabrak Mobil salah satu pengusaha di Kota kita, dengan alasan kamulah kepada mereka juga Uwak Pulang dan merawatmu..!!!
“Sudahlah Nak, uwak tak melarangmu untuk bercita-cita tapi kita harus tau diri siapa kita ini bagi mereka kita tidaklah berarti sebab mereka saling sibuk mengurus keluarganya dan kita bukan siapa-siapa untuk mereka bantu”
Mendengar cerita itu hatiku tersentuh di sebabkan Uwak menceritakannya sambil menangis kepadaku, bagiku inilah salah satu ketidak adilan yang terjadi di negeri Istana itu, kita yang miskin akan terus ada dalam lingkaran kemiskinan di karnakan keluarga merekalah yang selalu menjadi prioritas bukan kemampuan atau potensi melainkan kekeluargaan, dan kata Uwak hampir seluruh Kantor seperti itu, maka tak adalah tempat untuk kita ini jikalau benar seperi itu!!!
“Hanya pertanyaan Kenapa? Dan