Mohon tunggu...
hamka kadir
hamka kadir Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Siapa Hamka Kadir? Seorang pegiat sosial media dengan akun Aditya Mahya dan Inspiration Indonesian Culture. Silahkan follow, dan salam Inspiration.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dalam Membangun Karakter Bangsa di Era Milenial

19 September 2020   21:51 Diperbarui: 27 Mei 2021   13:26 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga : Dampak Peralihan Permainan Tradisional ke Permainan Modern terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

Jangan sampai mereka tak terkontrol sehingga melakukan hal-hal diluar ketentuan dan norma-norma yang telah diatur dalam Undang - Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Membangun karakter bangsa dapat dilakukan beragam cara. Salah satunya memanfaatkan gadget dengan memperbanyak tontonan yang bersifat edukasi baik melalui tayangan TV maupun akun Youtube yang berbasis pendidikan dalam pembentukan karakter anak diusia dini.

Pendidikan bukan hanya belajar mengenai materi saja, akan tetapi dapat melalui praktik dalam keseharian dengan lingkungan sekitar sehingga dapat membantu untuk menumbuhkan karakter yang baik bagi generasi milenial. Pendidikan karakter menentukan perilaku seseorang berjalan sesuai norma-norma yang telah ada di dalam masyarakat. Tetapi dukungan keluarga memiliki peranan penting dalam memberikan arahan, sekaligus menjadi penopang moral dalam pembentukan karakter anak.

Perilaku anak-anak milenial seiring menguatnya penggunaan teknologi digialisasi harus mengutamakan pola asuh yang efektif sehingga mereka terhindar dari pengaruh negatif dari media sosial seperti hoaks, ujaran kencian dan pemahaman ideologi selain pancasila. 

Orang tua harus bisa memberikan contoh dengan menggunakan semua teknologi atau media di era milenial ini dengan bijak dengan mengajaknya untuk hal-hal yang positif. Keluarga adalah pendidikan pertama dan utama bagi tumbuh kembang anak, maka orang tua harus terus berupaya untuk mempersiapkan anak didalam menghadapi era yang sangat membutuhkan kontrol yang sangat selektif.

Keterlibatan keluarga dalam menghadapi era milenial ini adalah suatu keharusan. Bentuk pendidikan dalam keluarga adalah pengasuhan. Pola pengasuhan dalam keluarga erat hubungannya dengan kemampuan orang tua memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial, emosional, dan spiritualnya. Secara umum keluarga harus mampu memberikan keteladanan kepada mereka.

Salah satunya mencoba memberikan pemahaman betapa pentingnya kita hidup saling bekerja sama satu sama lainnya, hidup saling gotong royong, saling memahami hidup dalam keberagaman yang ada. Hidup saling toleransi dalam keberagaman suku, budaya, agama, bahasa dalam satu lingkungan warga dimana kita bertempat tinggal. 

Sebab disinilah cerminan karakter bangsa kita akan teruji apakah anak-anak kita bisa menerapkan hidup saling menyayangi dalam kesehariannya atau justru anak-anak kita menonjolkan egoisme sehingga sulit menyatu dalam satu lingkungan.

Disinilah betapa pentingnya penerapan etika dan moral dalam keseharian anak-anak kita jangan sampai arus globalisasi justru merubah mereka dengan menjadikan budaya negara lain sebagai 'kiblat' mereka sehingga hilanglah identitas ke Indonesiaan kita. Sudah saatnya terus melakukan upaya-upaya didalam membangun karakter bangsa khususnya dalam menanamkan budaya melalui nilai-nilai luhur Pancasila pada anak-anak sejak diusia dini.

Yang lebih terpenting lagi mengajak mereka untuk mengenal kepribadian bangsa dalam di lingkungan dimana kita bertempat tinggal yang hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya dalam mewujudkan hidup yang rukun, harmonis dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sebagai generasi yang bermartabat. 

Namun, perlu diingat bahwa setiap penerapan yang dilakukan haruslah sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku sehingga terhindar dari bentuk kesalahpahaman di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun