Mohon tunggu...
hamka kadir
hamka kadir Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Siapa Hamka Kadir? Seorang pegiat sosial media dengan akun Aditya Mahya dan Inspiration Indonesian Culture. Silahkan follow, dan salam Inspiration.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

BUMN Butuh Sosok Seperti Ahok

19 September 2020   09:34 Diperbarui: 19 September 2020   09:40 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penjara 2 tahun di Mako Brimob yang AHOK jalani dalam kasus penistaan agama, ternyata sama sekali tidak membuat AHOK berubah. AHOK tetap AHOK, ia sosok pemimpin jujur dan pemberani yang terus dimusuhi di negeri ini oleh para bandit-bandit penikmat uang rakyat. AHOK, tak mengenal istilah abu -- abu, apalagi kompromi atau semacamnya dalam melihat ketidakbenaran akan disikat.

Setelah AHOK dipenjara, kini gilirannya mendapatkan kepercayaan dari negara untuk membesarkan BUMN Pertamina dengan jabatan tidak tanggung-tangung Komisaris Utama. Lalu dengan jabatan itu tiba-tiba AHOK bersuara lantang, dan suara itu tetap sama kerasnya disaat menjabat Gubernur DKI Jakarta 2017.

Kalau sudah bersuara, ya begitulah karakter AHOK. Ngomong tanpa rem, dan mengatakan benar adalah benar dan salah dia katakan salah. Titik. Ini sudah menjadi prinsip hidup AHOK, dimana pilihan hidup itu cuma ada dua. Benar atau salah. Hitam atau putih, dan kejujuran menurutnya adalah hal yang paling utama. Semahal apapun nilainya yang harus dibayar termasuk nyawa siap dengan resiko itu.

Dan spirit itu sering diungkapkan AHOK jika melakukan wawancara dengan media. Dan secara tak terduga AHOK kembali membuktikan keberaniannya dengan membongkar aib Pertamina secara blak-blakan lewat video berdurasi 6 menit yang diunggah akun YouTube POIN pada Rabu (16/9/2020) yang sudah diklik 1.699.340 orang, disukai 26 ribu clicker dengan 7.365 komentar langsung membuat gaduh di seantero negeri ini.

AHOK memang lihay memanfaatkan panggung dalam mengungkap kasus-kasus besar yang selama ini terpendam lama di Pertamina karena tidak ada orang berani mengungkapnya. Jadi jangan heran jika  video tersebut langsung membuat geram sebagian anggota parlemen yang membidangi BUMN. Pro kontra pun bermunculan. 

Tidak perlu menyebut siapa mereka? yang jelas, jika sarang mereka mulai dibongkar maka satu kampung ngamuk pasang badan. Ada yang bersuara lantang meminta Jokowi pecat Ahok secara terang-terangan. Ada yang mensuport Ahok, dan ada juga yang mengkritisinya dan menganggap Ahok sebagai orang pembuat onar dan kekacauan. Sebenarnya tidak ada yang salah dalam pernyataan Ahok. 

Sebab, kritik Ahok termasuk autokritik yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang memang seharusnya diterapkan oleh semua perusahaan yang ada dilingkup BUMN apalagi AHOK ingin mencoba melakukan transformasi ditubuh Pertamina sesuai keinginan jajaran kementerian BUMN dan Presiden Jokowi.

Berikut pernyataan lengkap Ahok yang mengkritik Pertamina sebagaimana yang diunggah akun Youtube POIN pada Rabu 16 September 2020 ; Awalnya Ahok bercerita tentang posisi dia yang sesungguhnya di perusahaan plat merah tersebut.

Seperti diketahui, Posisi Ahok di PT Pertamina ialah sebagai pemegang jabatan Komisaris Utama yang bertugas mengawasi kinerja para direksi. Akan tetapi, secara mengejutkan Ahok mengatakan jika dirinya bukanlah pengawas melainkan eksekutor.

Ia juga mengibaratkan keberadaan komisaris di BUMN bagaikan surga lewat neraka belum masuk. Adapun alasan ia mengibaratkan seperti itu, karena semua keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang menentukan Key Performance Indicators (KPI) yakni penilaian kinerja dewan komisaris dan direksi dilakukan di kementerian BUMN.

Menurutnya kementerian BUMN seharusnya dibubarkan dan membentuk semacam TEMASEK, yakni penggabungan dari holding-holding BUMN yang akan menjadi superholding dan diberi nama Indonesia incorporation.

Terkait dengan jabatan di BUMN, Ahok berpendapat jika beberapa para direksi Pertamina ada yang bermain aman dengan melobi menteri, bahkan ia menyebut jika para komisaris di BUMN sebagian adalah titipan dari para kementerian.

Kendati demikian, Ahok mengaku mempunyai cara agar hal tersebut tidak lagi terulang, yakni dengan memangkas birokrasi yang ada di Pertamina, dengan begitu setiap insan Pertamina dapat memiliki kesempatan yang sama untuk dapat menduduki jabatan SVP (Senior Vice President).

Tidak hanya itu saja, Ahok juga menyoroti sistem gaji di Pertamina, menurutnya dalam hal ini ada yang bermain dengan memanipulasi gaji. sebagai contoh, jika ada salah pegawai di copot dari jabatannya akan tetapi gajinya itu tetap sama dengan jabatan sebelumnya, Bukan mengikuti jabatannya yang baru.

Disamping itu, Ahok pun merasa kecewa terhadap Perusahaan BUMN PERURI. Hal itu dikarenakan Perusahaan BUMN yang bergerak di bidang percetakan uang ini meminta uang sebesar 500 miliar pada Pertamina untuk proses paperless yang menurutnya tidak masuk akal.

Selain rasa kekecewaannya terhadap peruri, mantan bupati bangka belitung ini juga merasa kesal saat rapat dengan para dewan direksi mengenai kilang minyak. Dimana dalam rapat tersebut Ahok sedikit terpancing emosinya.

Menurut pengakuannya, hal itu sengaja dilakukan agar emosinya keluar sehingga dapat dilapor kepada presiden sebagai penggangu keharmonisan.

Rasa kesal Ahok tidak hanya pada pembangunan kilang minyak saja, tetapi pada hutang Pertamina yang ingin mengakuisisi ladang minyak di luar negeri. Menurutnya lebih baik melakukan explorasi di dalam negeri, karena di indonesia masih memiliki 12 cekungan yang berpotensi menghasilkan minyak.

Pertanyaannya dimana salah AHOK? Internal Pertamina saja mengatakan tidak ada yang salah mengapa di luar justru ribut menyalahkan AHOK. Buktinya, Vice President Corporate Communication PT. Pertamina, Fajriyah Usman, tidak marah terhadap Ahok.

Menurut Fajriyah, kritikan Ahok merupakan masukan bagi PT. Pertamina. "Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan," jelas Fajriah seperti dilansir kompas.com, Rabu (16/9/2020).

Seharusnya mereka yang ribut itu memahami karakter AHOK memang sudah begitu cara kerjanya jika menemui ketidakberesan apalagi dilakukan dengan sengaja melakukan perbuatan korupsi, maka tidak tanggung-tanggung AHOK akan ngamuk ke publik biar punya efek jerah. Dan AHOK melakukannya, karena bisa bentuk kedongkolannya ke internal Pertamina yang melakukan langkah-langkah kebijakan tanpa sepengetahuannya.

Sekarang Ahok masuk dalam skala yang lebih luas spektrumnya yang sudah lama menjadi target pemerintahan Jokowi yang sejak awal menghendaki Pertamina jauh lebih unggul diatas dari Petronas tapi kenyataannya justru Petronas jauh diatas dari Pertamina di mana penduduk Malaysia hanya puluhan juta sedangkan Indonesia sudah mencapai 287 juta penduduk.

Mengapa begitu karena managementnya masih membutuhkan pengelolaan yang lebih profesional dan akuntabel jangan sampai hanya terus menjadi sapi perahan para bedebah yang sudah sekian lama mencengkram di BUMN khususnya Pertamina.

Sosok seperti AHOK memang sangat dibutuhkan dalam kondisi sekarang ini dalam upaya membersihkan cara-cara kotor yang ada di BUMN dan momentum ini harus dimanfaatkan oleh Erick Tohir dan AHOK selagi Jokowi masih memimpin negeri ini hingga tahun 2024.

Jika perlu sudah waktunya Menteri BUMN mencari sosok seperti AHOK sebanyak-banyak yang punya komitmen yang sama dalam menyehatkan seluruh BUMN sekaligus memperkuat posisi BUMN kita dunia internasional sebelum SUPERHOLDING menjadi pilihan Indonesia kedepan.

Memang tidak semudah membalikan telapak tangan? Karena yang menjadi tantangan saat ini adalah berhadapan para koruptor sejati yang sudah membudaya puluhan tahun lamanya yang tidak menginginkan lahan suburnya terusik. Maka tidak ada pilihan lain mereka harus harus dilawan dan menjadikannya sebagai musuh bersama.

Dan saya meyakini, selama Jokowi masih Presiden, insya Allah Bapak Erick Tohir dan Ahok akan membuat Presiden tersenyum didalam mewujudkan Indonesia maju. Dengan syarat semua elemen bangsa harus bersatu " MELAWAN PARA KORUPTOR ALIAS BANDIT-BANDIT MAFIA MIGAS" yang puluhan tahun lamanya menyengsarakan rakyat dan menguras uang negara. Jangan sampai negeri ini jatuh ditangan para bedebah itu.....!***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun