Mohon tunggu...
hamka kadir
hamka kadir Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Siapa Hamka Kadir? Seorang pegiat sosial media dengan akun Aditya Mahya dan Inspiration Indonesian Culture. Silahkan follow, dan salam Inspiration.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cahaya dari Sosok Pembawa Perubahan untuk Indonesia

11 September 2020   09:10 Diperbarui: 11 September 2020   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal atau sama sekali tidak mengenalnya, Itu tidak menjadi penting bagi saya, yang jelas ia sudah selesai dengan urusan dirinya. Dan punya tanggung jawab amat berat dipundaknya. Seharusnya bangsa ini berbangga dan bersyukur punya pemimpin yang begitu merakyat, sederhana, jujur, santun tapi punya nyali yang sungguh luar biasa melakukan langkah-langkah perubahan untuk Indonesia.

Orang seperti ini sulit ditemukan. Bahkan 50 tahun dan seabad pun sulit, terkecuali dalam satu bangsa dianugrahi oleh yang maha kuasa seorang pemimpin seperti beliau. Bisakah kita membuka mata, hati dan telinga walau hanya sejenak saja. Kemudian membandingkan antara perbuatan dengan ucapannya terlepas dari segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, itulah fakta bahwa melakukan perubahan dan terobosan baru untuk 287 juta penduduk yang tersebar diribuan pulau dengan suku, budaya dan agama yang beragam sungguh membutuhkan tingkat kesabaran yang luar biasa, keberanian, cara berpikir dan ketahanan fisik yang juga luar biasa.

Yang sungguh membanggakan pada dirinya adalah kesabarannya dalam menerima lontaran hujatan, fitnah dan ujaran kebencian bukan hanya dirinya saja melainkan keluarganya pun diseret dalam pusaran yang sama yang amat menyakitkan. Mereka belum puas! Upaya kudeta dan pelengseran pada dirinya justru dihadapi  dengan cara diam, santun dan tenang. Bahkan segala sesuatu yang dihadapinya hanya dilawannya dengan cara bekerja, berdoa dan bermunajat tanpa putus pada sang khaliq. Tapi itupun masih dianggapnya pencitraan diri saja. Luar biasa! Tudingan yang sungguh memilukan dan menyayat hati. Hanya orang-orang yang sudah kehilangan akal sehatnya saja memiliki pola pikir seperti itu!

Pemimpin yang terus melakukan langkah-langkah perubahan dengan gaya dobrak seperti yang dilakukan Bapak Jokowi dianggap diluar kelaziman. Wajar saja,  karena negeri ini terlalu lama dikuasai oleh para bedebah yang tidak suka dengan orang jujur. Karena khawatir zona nyamannya takut terusik termasuk pundi-pundi hasil kongkalingkong selama puluhan tahun lamanya harus mereka amankan dengan cara apapun.

Lalu timbul pertanyaan apa yang bisa dijadikan harapan dalam kepemimpinan Bapak Jokowi? Tentu banyak hal. Dan menjadi sangat sederhana jika kita semua memiliki kejujuran untuk mau mejadikannya sebagai panutan. Apakah itu kejujuran, kesederhanaan, akhlak dan jiwa luhurnya dalam muliakan siapa pun dengan tidak membeda-bedakan semua orang sama. Dan yang paling  mengagumkan saya adalah kecintaannya terhadap negerinya. Maka tidak heran jika mayoritas rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga pulau Rote juga mencintainya.

Bergerak cepat dan sulit diterka apalagi dikejar, menjadi karakter dalam kepemimpinannya sehingga orang-orang yang membencinya pun kian kehilangan akal sehatnya. Apalagi dalam dirinya memiliki keseimbangan antara strategi dan eksekusi dalam memimpin jajarannya. Dan kekuatan beliau sesungguhnya ada pada naluri eksekusinya yang sangat tinggi kapan harus dilakukan dan hanya Bapak Jokowi yang tahu. Ekseskusi itulah yang paling ditakutkan oleh para bandit-bandit yang hanya ingin merampok kekayaan bumi pertiwi!

Mengapa begitu? Sudahlah karena beliau banyak belajar dari pengalaman masa lalu disaat beliau mengalami hidup yang susah dan hidup dengan apa adanya. Selain gaya blusukannya justru menjadi learning curva bagi dirinya didalam menakar sejauhmana kehendak rakyat sesungguhnya. Cara bertemu langsung dengan rakyat justru menjadikan Jokowi semakin dicintai.

Lebih aneh lagi, cercaan-cercaan yang dihadapi justru diterima dengan lapang dada sekaligus menjadikan sebagai ruang untuk terus melakukan perubahan sesuai keinginan dan kebutuhan rakyatnya. Bahkan ada  satu kata yang pernah diucapkan beliau " Bahwa saya siap menerima resiko jabatan demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".

Disitulah cahayanya dari sosok pembawa perubahan di negeri ini. Selalu menginginkan sesuatu yang baru. Sulit ditebak keinginannya dan sulit diajak kompromi apalagi berbicara soal jabatannya. Apakah mau lanjut pada periode berikutnya atau tidak, sama sekali tidak ada dalam pikirannya. Itu bukan urusan Jokowi tapi, itu menjadi urusan dan pilihan rakyat sendiri atas kehendak yang ada diatas. Sebab nyawa saja akan hilang, apalagi kekuasaan. Anytime. Kapan saja! Sebab kekuasaaan itu hanya ada kalau dieksekusi. Begitu dugaan saya, bisa benar dan bisa salah!

Tanpa rasa lelah ia terus berjuang dan bekerja dengan sisa waktu yang ada. Ia terus mendatangi rakyatnya diseluruh pelosok negeri ini hanya untuk memastikan " Nawa Citanya " apakah berjalan sesuai program dan target yang telah ditentukan? Itu saja, selebihnya tidak ada. Sekarang hasilnya pun mulai dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Dari infrastruktur dan fasilitas penunjang lainnya diseantero negeri ini hampir semua berubah. Sebab Bapak Jokowi tahu bahwa insfrastruktur dan sarana lainnya adalah bagian yang tidak terlepas didalam mengangkat derajat jati diri bangsa yang selama ini dipandang sebelah mata oleh dunia.

Kini beliau sibuk menyelamatkan rakyatnya termasuk perekonomian Indonesia yang dilanda musibah covid 19. Kondisi dunia, tak satupun negara didunia ini yang mampu berdiri tegak lurus menghadapi hantaman badai covid 19. Hampir semua negara jatuh terkapar lemas. Ekonominya hancur berantakan bahkan terjun bebas kearah resesi yang akan membawa mereka ke jurang kemiskinan.

Mengapa kita tidak mau bersyukur! Bukankah dua semester terakhir negara kita masih dalam keadaan baik-baik saja. Bukankah justru negara super power yang memiliki kekuatan raksasa menguasai dunia seperti Amerika dan negara-negara eropa sudah pada terkapar pingsan semua. Tapi entah dosa apa menimpa sebagian kecil rakyat yang ada di negeri ini yang sama sekali tidak punya rasa syukur. Bahkan muncul segelintir orang dengan kelompoknya justru memanfaatkan kondisi covid 19 ini untuk menjatuhkan kredibilitas pemerintahan Bapak Jokowi.

Mereka kasak kusuk dan sibuk mengurusi gerakan-gerakan yang tidak jelas dengan kedok menyelamatkan Indonesia? Apa yang mau diselamatkan? Ini jelas-jelas hanya ingin melengserkan Jokowi dengan ragam tipu daya yang mengatasnamakan rakyat. Ibarat memancing di air keruh penuh nista, tak perduli lagi dengan musuh bersama yang bernama corona yang telah menyengsarakan rakyat.

Bahkan kelompok ini semakin jelas batang hidungnya saling berkolaborasi satu dengan lainnya, dan semua orang tahu bahwa sosok Godfatherlah yang mendalangi semua gerakan-gerakan yang tidak jelas itu yang ingin menghancurkan negeri ini. Ibarat bentuk kemarahan dari sebuah keluarga penguasa monarki yang tanpa tahta yang sama sekali tidak menyangka bahwa negeri ini akan dipimimpin oleh sosok pembawa cahaya perubahan. Bahkan awal kemunculannya sama sekali tak diduganya di 2014 yang lalu.

Itulah Bapak Jokowi yang tidak memiliki beban masa lalu. Tak ada catatan menyakiti siapapun, tak punya data mencuri uang rakyat. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan bapak! Bapak juga manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan, seperti saya seorang rakyat kecil yang tidak memiliki apa-apa. Tapi setidaknya saya bangga karena dari rahim ibu pertiwi telah melahirkan putra terbaik bangsa untuk memimpin negeri ini bernama Indonesia.

Dan menjadi penting bagi diri saya sebagai rakyat wong cilik telah menitip pesan dalam tulisan ini bahwa Bapak adalah sosok pemberani yang memiliki cahaya terang yang membawah perubahan untuk Indonesia, sekaligus sebagai negarawan sejati yang dipuji dimata dunia, tapi sungguh amat disayangkan karena disia-siakan oleh sebagian kecil rakyatnya yang entah siapa mengajarinya menjadi bangsa pembenci, pendengki bahkan pendendam sesama anak-anak bangsa.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun