Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Oase Spiritual Menyambut Tahun 2025

30 Desember 2024   10:38 Diperbarui: 30 Desember 2024   10:38 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyambut pergantian tahun dengan Mengaji 50 Jam Non Stop pptq Bahrusysyifa Lumajang (Hamim Thohari Majdi)

Perlu ikhtiar yang luar biasa, bila ingin mendapatkan keadaan yang sangat luar biasa, dalam tanda kutip makna yang posisitif, perencanaan diperlukan, menapaki hasil evaluasi dan menetapkan langkah konkrit, agar tahun 2025 gerbang kesuksesan kian terbuka lebar.

Konsep manajemen mengarahkan tahapan pencapaian tujuan diawali dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan  (POAC) dan terpenting sebagai pelengkap adalah Pelaporan, ini konsep teknis yang sering dipakai dalam setiap perusahaan atau institusi. Namun tak kalah penting ada hal-hal non teknis yang biasanya lebih dominan menentukan kesuksesan atau kegagalan.

Bagi yang mengandalkan kerja otak dan berpikir ilmiah, hanya menyertakan konsep sebab akibat secara ilmiah, seperti hitungan matematika, logis matematis. sebab akibat yang tampak dan terukur.

Seperti bangunan yang kokoh akan kuat bila dibangun dengan oase spiritual, menghilangkan keangkeran, mendatangkan kewibawaan dan pancaran cahaya. Banyak peristiwa di luar nalar, banyak kejadian yang tak terpecahkan, hanya menjadi misteri bila logika yang bekerja, maka oase spiritual adalah perangkat penting penyempurna atas harapan dan usaha.

Membangun oase spiritual, usaha untuk membangun jejaring dengan penghuni langit, usaha untuk mengetuk pintu langit agar tersedia jalan lapang, kemudahan dan ketercukupan dari segala perangkat pelengkap, aral yang melintang bisa dikreasikan menjadi produk baru dan misteri yang hadir mampu menjadi energi.

Oase spiritualitas adalah bangunan virtual jejaring manusia dengan penciptanya, menghadirkan kesejukan, kehangatan dan harmoni yang tiada henti, biarlah bangunan ini yang akan membentengi kita dari keragu-raguan yang adala dalam diri, ataupun yang timbul karena ketidak pastian suasana dan prasarana, memperlancar dan memberi jalan alternatif atas hambatan-hambatan yang mengundang emosi dan prustasi. 

Kepongahan karena merasa bisa, akan bertemu dengan titik putus asa, ketika nalarnya tidak bisa memberi narasi yang diharapkan, kekayaan yang dianggap sebagai alat tukar canggih, akan tidak memiliki makna ketika semuanya bersifat transaksional, maka lunakkan hati untuk menyediakan ruang membangun istana oase spiritual dalam diri, agar tahan terhadap berbagai tantangan.

Tahun 2025 tinggal dalam hitungan dua jari dari lima jari yang ada di salah satu tangan, maka kuatkankan cengkeraman tangan kita dengan oase spiritual, agar mampu mengangkat berbagai tanggung jawab, agar semua rintangan ringan untuk dipindahkan, dan segala kekurangan mudah dicukupi. Siapakah yang menghadirkan itu semua? jagat langitlah jawabnya.

Membaca kalamNya, adalah bagian dari dialog dengan pemilik semesta, sampaikan harapan dan desak kenyataan, selama 50 jam nonsop, bernarasi dengan pemilik kehidupan, semoga hidup kita di tahun 2025 dan seterusnya selalu berjumpa dengan kesuksesan dan kebahagiaan.

bahagia sendiri itu biasa, bahagia bersama itu ljuar biasa. 

Membangun Oase Spiritual Menyambut Tahun 2025

Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 30 Desember 2025

@SurPlus

Bahrusysyifa Lumajang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun