Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengejar Yang Tertinggal

28 Desember 2024   05:59 Diperbarui: 28 Desember 2024   05:59 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinggal beberapa hari lagi tahun 2024 akan berakhir, bahkan sekarang ini adalah minggu terakhir bulan Desember yang berarti bahwa sebentar lagi akan berganti bulan dan memasuki tahun 2025. 

Caatatan hidup manusia bertambah seiring dengan tambahnya tahun atau lebih tepat dengan menuanya usia, sedih pasti ada, bahagia tentu pernah diraih, keberuntungan selalu hadir, kadang kegagalan juga menjadi bunga, maka saat yang tepat untuk mengkalkulasi, kebahagiaan dan kesedihan lebih banyak mana, bukan untuk membantingkan dalam hitungan matematis, lebih kepada kedamaian hati yang didapat dan dirasakan.

Mengkalkulasi diri bukan untuk membanddingankan dengan apa yang diraih oleh orang lain, semata untuk mengetahui apa penyebab dari kebahagiaan yang mudah hadir dan bisa dinikmati, dan mengapa kesedihan selalu mengiringi kegagalan.

Berbahagialah yang telah bergerak ke depan, entah dengan cara berjalan setapak demi setapak atau berlari kencang ? asal saja ada garis finish yang dituju, jangan asal jalan, bahkan lari secepat kilat, namun lupa tujuannya.

Berlari mengejar ketertinggalan adalah sebuah kebahagiaan, karena mengadari akan ketertinggalan, dan ini biasanya berkaitan dengan waktu dan target yang sudah dicapai, boleh jadi waktu sudah akan memberi sinyal time out, namun dengan lari semuanya masih bisa diraih. 

kesungguhan adalah modal penting untuk mengejar ketertinggalan, karena akan membawa kepada alam mimpi yang telah dilukis dalam imajinasi. Seperti kendaraan patas atau kereta cepat bahkan pesawat, adalah sarana untuk mempercepat mencapai tujuan, kita juga bisa melakukannya, semsetapun akan membantu keseungguhan kita, jangan perbah merasa lelah untuk mengejar ketertinggalan, harapan selalu menghadirkan tenaga dan kemampuan

merasa tertinggal adalah kesadaran tertinggi dan kemauan untuk mengejar ketertinggalan adalah langkah tepat untuk mendapatkan target dan sampai padai tujuan lebih cepat

Mengejar Yang Tertinggal

Hamim Thohari Majdi

Lumajang 28 Desember 2024

@SurPlus

Bahrusysyifa Lumajang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun