Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjalani Hidup di Atas Jembatan Kaca

22 September 2024   08:14 Diperbarui: 22 September 2024   08:20 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Kaca di Lereng Gunung Bromo/Dokpri

Anehnya banyak di anatara kita mengetahui resiko dari perbuatan yang tidak baik, masih tetap melakukannya, bahkan ada yang merasa puas, seperti pepatah menyatakan jatuh di lubang yang sama, ketika kita menyakiti seseorang, kemudian orang kita sakiti membalas secara langsung perbuatan kita, maka runyamlah dan seperti berselibut penyesalan yang mendalam. Namun apakah penyesalannya bisa mengentikan perbauatan jahatnya ? belum tentu, bahkan bisa jadi diulang-ulang, tidak ada efek jera.

Mengulang-ulang perbuatan pada dasarnya akan memberi manfaat bagi diri manusia, bila pengulangan yang dilakukan adalah konstruktif, membangun jiwa dan raganya agar lebih kuat dan bermanfaat.  Menjadi naif bila seseorang megulang-ulang perbautan yang distruktif, meruntuhkan sedikit demi sedikit citra diri dan raganya.

Berjuang mengejar impian, adalah bijaksana dalam memberi semangat jiwa dan memperkuat raga. Persiapkan resiko agar muram tak menggelapkan pikir dan mengeruhkan hati. Impian harus diwujudkan dengan tindakan yang sederajat dari kadar yang dicitakan. bahagia kadang sederhana, namun manusia selalu membuat narasi yang rumit.

Sudah jelas lorong itu begitu dalam

Masih juga dicoba memasuki

gelap adalah resiko

terang belum tentu nyata  

memberi harapan apa yang diduga

 berhati hati lebih baik

waspada jangan terlalu

Menjalani Hidup Di atas Jembatan Kaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun