Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membersihkan Kerak Penghalang Kebahagiaan Dibuang Sayang Dipertahankan Mana Tahan

30 Juni 2024   06:25 Diperbarui: 30 Juni 2024   06:26 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan orang dekat (yang dicintai) memang menjadi masalah pelik dalam komunikasi, ketika kesalahan kecil dan berujung konflik tidak segera diselesaikan, kata kuncinya karena tidak ingin jalinan cinta kasih menjadi renggang, akibatnya menumpuk dan siap meledak sewaktu-waktu. inilah yang dinamakan dibuang sayang dipertahankan mana tahan. 

Seperti kasus pembakaran yang dilakukan oleh isteri kepada suaminya, adalah luapan amarah yang tidak lagi tertahan dan tidak menemukan jalan keluar, kasus yang dipicu oleh judi online , sehingga mengganggu keuangan keluarga, bahkan  pada kasus lain berkait dengan perjudian bahkan  meninggalkan hutang yang menumpuk.

Begitu gawatnya komunikasi terhadap orang-orang dekat, orang yang dicintai dan mencintai, bila tidak dipahami oleh kedua belah, maka akan menjadi penghambat menebar kasih sayang dan menghalang menciptakan kehidupan penuh kebahagiaan. bahagia sepanjang masa

Aldi, sebut saja itu namanya, beberapa kali terlambat pulang, "besuk juga datang jam segini?", ujar saudaranya yang terbangun oleh kedatangan Aldi. tanpa membalas dan berucap sepatah katapun Aldi langsung ganti baju dan duduk di ruang tamu, tatap matanya menerawang jauh, mengeruk khayal dan ada yang menambah beban berat yang dipikirkan. 

Harusnya ada bisa beristirahat ketika badan sudah melemah dan mata mulai menyempat, atau Aldi akan melakukan sesuatu untuk keluarganya, akhirnya Aldi hanya bisa menggantung angan dan menanam kekecewaan.

Kebahagiaan sering kali terusir oleh kata-kata yang menjatuhkan, atau kalimat-kalimat hinaan, sindiran yang menunjukkan kebencian. beberapa sikap orang yang kita cintai seringkali menjadi penghambat kebahagiaan, mengeruhkan suasana, menurunkan motivasi, masih banyak jenisnya, selain apa yang dicontohkan oleh saudara Aldi.

Raut muka masam, seperti rasa yang terkandung dalam asam, raut muka masam menebar aroma yang tidak nyaman, dipandang suram bahkan menakutkan, maka siapa yang kebetulan bertemu muka atau berjumpa dengan orang yang bermuka masa, akan mendapatkan pengaruh keasaman hatinya, apalagi itu dilakukan oleh orang dekat dan mencintai kita.

 Sedingin salju, sikap acuh tak acuh, bahkan menjauh, merupakan sikap ketidak sukaan, hal ini sangat berbahaya bagi hubungan sepasang kekasih, renggangnya jarak fisik bisa membuat kontak batin melambat dan tersendat, akhirnya sama-sama diam jaga lisan dan tingkah laku.

Tentu masih banyak hal lain yang menjadi penambah kekecewaan yang bermula dari hal-hal kecil, yang tidak segera diselesaian atau diurai, seperti halnya kotoran-kotoran yang ada di selokan, bila tidak segera dibersihkan akan menjadikan air menggenang. Atau dedaunan dan sampah yang mengotori samudera hati kita, bila tidak segera dibuang akan menjadi kerah suasana batin kita.

Kebahagiaan adalah tujuan utama bagi sebuah kelekatan, baik berupa persahabatan ataupun perkawinan, maka harusnya dijaga agar masing-masing hati tidak menjadi keruh, dari sampah tingkah laku dan ucapan. kompromi-kompromi yang dilakukan berulang kali, akan mengurangi kepekaan, berujung hingga tidak lagi ada kepeduliaan.

Bertahan terlalu lama dengan kekecewaan akan memperbesar rasa kekhawatiran, pada saat tertentu meledak dan nekat untuk melakukan hal yang tidak biasa dilakukan, atau di luar nalar.

Ada baiknya seperti menyiram percikan api sebelum muncul kebakaran, menuang rasa kesal di saat masih kecil akan memudahkan upaya membersihkan keruh kerak hati, bukan cermin itu akan tampak bersih berkilau ketika debu-debu itu dibersihkan ?, lalukan setiap saat agar menjadi ringan.

Usaha keras mempertahankan hubungan, namun tidak dilakukan secara seimbang, akan mudah putus dan merenggang, kepedulian kedua belah pihak harus diupayakan agar terwujud kesamaan pandang dalam mensikapi segala masalah yang muncul dan yang akan terjadi.

Sindiran atau kekerasan tidak akan menyelesaiakan masalah, katakan dengan jelas, ungkapan di waktu yang tepat, tidak usah menunggu hingga membiru, biarlah semua kesedihan itu dibawa angin, dan nikmati kebahagiaan kebersamaan. Mengubah dan memberishkan keruh yang menghambat kebahagiaan memang tidak mudah, apalagi penyebabnya adalah orang dekat, orang yang dicintai ataupun orang yang mencintai. Kesadaran untuk menjadi bersih dan jernih hati adalah langkah awal dan akan menemukan jalannya.

 Membersihkan kerak Penghambat Kebahagiaan dibuang sayang dipertahankan mana tahan

Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 30 Juni 2024

Hamim Thohari Majdi @Surplus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun