Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membersihkan Kerak Penghalang Kebahagiaan Dibuang Sayang Dipertahankan Mana Tahan

30 Juni 2024   06:25 Diperbarui: 30 Juni 2024   06:26 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadilah orang dekat yang menyenangkan/dokpri

Bertahan terlalu lama dengan kekecewaan akan memperbesar rasa kekhawatiran, pada saat tertentu meledak dan nekat untuk melakukan hal yang tidak biasa dilakukan, atau di luar nalar.

Ada baiknya seperti menyiram percikan api sebelum muncul kebakaran, menuang rasa kesal di saat masih kecil akan memudahkan upaya membersihkan keruh kerak hati, bukan cermin itu akan tampak bersih berkilau ketika debu-debu itu dibersihkan ?, lalukan setiap saat agar menjadi ringan.

Usaha keras mempertahankan hubungan, namun tidak dilakukan secara seimbang, akan mudah putus dan merenggang, kepedulian kedua belah pihak harus diupayakan agar terwujud kesamaan pandang dalam mensikapi segala masalah yang muncul dan yang akan terjadi.

Sindiran atau kekerasan tidak akan menyelesaiakan masalah, katakan dengan jelas, ungkapan di waktu yang tepat, tidak usah menunggu hingga membiru, biarlah semua kesedihan itu dibawa angin, dan nikmati kebahagiaan kebersamaan. Mengubah dan memberishkan keruh yang menghambat kebahagiaan memang tidak mudah, apalagi penyebabnya adalah orang dekat, orang yang dicintai ataupun orang yang mencintai. Kesadaran untuk menjadi bersih dan jernih hati adalah langkah awal dan akan menemukan jalannya.

 Membersihkan kerak Penghambat Kebahagiaan dibuang sayang dipertahankan mana tahan

Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 30 Juni 2024

Hamim Thohari Majdi @Surplus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun